Jakarta, 10 Juni 2025 Pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik terus menunjukkan performa kuat, menjadi penopang utama perekonomian dunia di tengah perlambatan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa. Dipimpin oleh Cina dan India, wilayah ini berhasil menarik dunia keluar dari krisis keuangan global dan mengantarkannya kembali ke jalur pertumbuhan yang stabil.
Menurut laporan terbaru Bank Dunia dan IMF, pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan Pasifik masih menjanjikan meski menghadapi berbagai tantangan seperti inflasi tinggi, kenaikan harga komoditas, dan risiko perlambatan di ekonomi utama seperti Cina.
Ketergantungan pada Cina Jadi Risiko Utama
Rajiv Biswas, analis dari lembaga riset IHS Global Insight, menyatakan bahwa perlambatan ekonomi Cina akan berdampak besar terhadap negara-negara manufaktur ekspor seperti Korea Selatan dan Taiwan serta eksportir sumber daya alam seperti Indonesia, Australia, dan Malaysia. “Perlambatan ekonomi Cina tidak diragukan akan memukul keras perekonomian Asia,” ujarnya.
Tantangan Inflasi dan Kenaikan Harga Komoditas
Bank Dunia dalam laporan Prospek Ekonomi Global menyebutkan sejumlah ancaman besar seperti harga komoditas yang tinggi, inflasi yang meningkat, dan kemungkinan destabilisasi arus modal akibat kebijakan moneter yang ketat. Arjuna Mahendran dari HSBC Private Bank menambahkan bahwa urbanisasi cepat dan peningkatan pendapatan masyarakat kelas menengah memicu ledakan permintaan bahan bangunan dan konsumsi, yang berujung pada kenaikan harga.
Pergeseran Fokus dari Ekspor ke Permintaan Domestik
Seethepalli dari Bank Dunia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Asia tidak bisa lagi hanya bergantung pada ekspor. “Pertumbuhan harus ditopang oleh konsumsi dan investasi domestik,” katanya, menyoroti pentingnya diversifikasi ekonomi di tengah ketidakpastian pasar global.
Perlunya Pengurangan Ketimpangan dan Peningkatan Lapangan Kerja
IMF menekankan pentingnya pembangunan ekonomi yang inklusif dengan mengurangi ketidakmerataan dan memperluas lapangan kerja. Langkah ini dinilai vital untuk menjaga stabilitas sosial sekaligus menopang pertumbuhan jangka panjang.
Proyeksi Pertumbuhan 2024-2025