Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kata Makian yang Bermanfaat

12 Juli 2019   15:44 Diperbarui: 12 Juli 2019   17:04 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Meme generator

"Sialaaaaan!! Monyeeet! Nyet nyet nyeeet!"

Sambil lompat-lompat satu kaki bagaikan penari balet kesurupan, saya berteriak keras memaki menahan sakit saat kelingking saya tanpa sengaja menendang bagian sudut meja. Seorang ibu datang ke ruangan saya dengan wajah marah lalu berubah geli saat melihat saya berakrobat memegang kelingkin kaki saya sambil memaki-maki kesakitan.

Dalam keadaan normal, Ibu itu akan memarahi saya karena berteriak kasar, tetapi dalam keadaan darurat, makian saya dimaklumi. Bahkan si Ibu bertanya apa yang bisa dia bantu? Saya jawab dengan gelengan. Sebentar juga akan baik.

source : Memecenter/whenyoustubyourtoe
source : Memecenter/whenyoustubyourtoe
Kata makian, tentu saja semua tahu tidak sopan untuk dikeluarkan. Orang yang mendengarnya akan merasa marah, tersinggung atau direndahkan. Sejak kecil kita diajari untuk tidak memaki. Sehingga kata makian kita pendam dalam-dalam.

Meskipun demikian terkadang kata makian ini keluar juga.

Tergantung perbendaharaan kata kita, kata makian bisa secara refleks akan keluar saat kita merasa terkejut atau saat emosi kita tergugah dengan kuat, karena satu dan lain hal. Misalnya sangat sedih karena mendadak diputus kekasih hati, emosi marah melihat kebodohan seseorang, terkejut gembira karena ada pesta kejutan atau seperti saya, terkejut karena kesakitan akibat kelingking saya terbentur.

Kata-katanya pun bervariasi, mulai dari hewan-hewan tidak berdosa, monyet, kambing, kutu kupret, anjing, babi. Kotoran manusia atau hewan. Makhluk halus : setan, kuntilanak, wewe gombel. Atau makian khas daerah tertentu, seperti Jancuk, Gombel, Kenlap. Atau yang sekarang trendy menggunakan makian kebarat baratan : S**t, F**k, Goddamnit.

Kata-kata makian ini sebetulnya bisa jadi kata normal jika diletakkan dalam konteks yang benar. Misalnya kita mengatakan : Wah, Anjing itu lucu ya! Saat melihat seekor anjing Husky.

Namun akan berubah menjadi kata makian saat dikaitkan dengan emosi negatif. Misalnya mengatakan : Anjing kau!!! Kepada seseorang yang sudah membuat kita marah.

Bagian otak yang mengatur percakapan sehari-hari ternyata berbeda dengan bagian otak yang mengatur makian refleks kita. Bagian otak yang mengatur percakapan sehari-hari ada di bagian agak luar sebelah kiri frontal cortex kita. Yang kita atur secara sadar.

Sedangkan bagian otak yang mengatur makian kita datang dari bagian otak kita yang lebih dalam yang terkait dengan Lymbic system dan Amygdala.  Keduanya adalah bagian otak kita yang berkaitan dengan emosi kita.

Inilah sebabnya mulai anak SD sampai profesor, pendosa sampai ulama, ibu-ibu rumah tangga sampai madam CEO semua bisa memaki dengan lancar saat sedang emosi atau terkejut bukan kepalang. Tidak peduli pandai atau bodoh, ilmu agama rendah atau tinggi, pergaulan ndeso maupun internasional.

Dan ini juga berarti, seseorang yang terkena stroke sehingga perbendaharaan kata sehari-harinya menjadi rusak, bisa tetap dengan lancar memaki-maki.

Kata makian, ternyata bermanfaat untuk mengendalikan reaksi negatif terhadap emosi atau kejutan yang kuat yang melanda kita. Juga mencegah atau setidaknya menunda hal negatif yang mungkin kita akan lakukan yang bisa jadi akan lebih membahayakan kita.

Misalnya saat kita merasa terkejut karena kesakitan, memaki-maki akan menekan rasa sakit itu. Saat kita sangat marah dan mungkin akan memukul orang, makian bisa jadi akan menundanya. Yang berarti menunda tangan kita sakit karena memukul orang, juga menunda muka kita sakit karena balas ditempeleng orang.

Makian juga bisa meringankan rasa sakit yang berkaitan dengan mental kita. Misalnya kita memaki sedih saat mendadak diputus kekasih hati saat sedang sayang-sayangnya.

Percobaan yang sering dilakukan berkaitan dengan ini adalah dengan mencelupkan tangan ke dalam air es. Saat tangan dicelupkan kedalam air es, rasa sakit karena luarbiasa kedinginan akan membuat orang menarik tangannya keluar setelah beberapa saat. Namun jika orang itu memaki-maki saat mencelupkan tangannya, dia bisa bertahan jauh lebih lama di dalam air es.

Jadi terbukti, kata makian bisa jadi bermanfaat. Bisa dengan memaki keras-keras, atau memaki pelan sambil mulut ditutup dengan bantal, cukup kita sendiri yang mendengar. Tapi harus diucapkan, memaki dalam hati tidak masuk hitungan.

Namun manfaat kata makian ini akan luntur jika terlalu sering digunakan. Karena kaitannya dengan emosi akan jauh berkurang, dan kata makian akan bergabung dengan bagian sadar ketimbang bagian refleks.

Karenanya, usahakan jangan memaki. Kecuali benar-benar darurat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun