Mohon tunggu...
Riyan Hidayat
Riyan Hidayat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pasaman Baratku Sayang

23 September 2018   23:33 Diperbarui: 24 September 2018   00:05 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Malam minggu yang lalu saya berkesampatan untuk menikmati malam disepanjang jalan protokol 32 yang menghubungkan Pasaman Baru dan Padang tujuh.

Yach. . . Kabupaten Pasaman Barat kini jauh perubahan,kantor DPRD tinggi menjulang ,satu kantor bupati yang mempesona dan cantiknya rumah dinas bupati dan rumah dinas wakil bupati kini telah tersedia,tanpa berdirinya kabaupaten Pasaman Barat 2004 yang silam, sulit kiranya semua itu tersedia di tanah Tuah Basamo ini.

Tapi apakah itu batas subatansi ingin dicapai Kabupaten Pasaman Barat?

Tidak lah tentunya,ekspetasi akan kehadiran pemerintah yang lebih dekat guna menunjang kesejahteraan masyarakat adalah latar belakang kabupaten ini diberi wewenang.

Setelah puas menyusuri jalan protokol itu, saya memutuskan untuk ikut nonkrong di pinggir jalan, tepat di depan kantor bupati serta pusat kawasan perkantoran pemerintahahan daerah yang berhadapan dengan rumah sakit swasta yang cukup popular seantero kabupaten ini.  Tapi jangan dikira hanya saya yang berada di pinggir jalan tersebut, ada ratusan remaja cantik dan tampan rupawan juga ikutan nongkrong. Berbagai hal meraka lakukan untuk merayakan malam akhir pekan, ada yang sekedar bercengkrama dengan teman  sebaya ada juga pasangan yang lagi kasmaran bercerita tentang bulan dan bintang.

Tidak ada taman wisata.

Disebrang jalan mata saya tertuju pada  pasangan yang tak lagi begitu muda, tampak mereka sibuk dengan anak perempuan kecil yang mereka bimbing seraya menyusuri trotoar yang berada di penggir jalan. Sang anak sepertinya tak bisa sembunyikan ekpresi kebahagiannya bisa jalan-jalan malam itu. Namun berbeda dengan kedua orang tuanya,meskipun tampak tersenyum,raut wajah kwatir tampak pada mereka, bagaimana tidak, berdampingan dengan trotoar mereka jalani adalah jalan raya yang cukup ramai, ambulan yang hilir mudik keluar masuk rumah sakit dan aksi polisi dan Sat Pol PP yang melakukan pengamanan untuk Kondusifnya area rumah sakit dan kawasan perkantoran, belum lagi perilaku sebagian pengendara yang berkendara gaya gayaan, sedikit saja orang tua lalai mengawasi anaknya sampai turun kejalaan raya, nyawa anak pun jadi taruahan nya.

Kawasan perkantoran  yang berdekatan dengan rumah sakit sebagai tempat menikmati malam minggu beserta keluarga atau kumpul dengan teman-teman bukan pilihan yang tepat.

Tapi apalah daya kabupaten ini tidak memiliki taman wisata yang mudah di akses semua orang, masyarakat butuh tempat untuk santai melepas lelah, mengunjungi kafe atau restoran tentu menjadi beban biaya yang meberatkan sebagian masyarakat.

Sudah selayaknya pemerintahan daerah menanggapi ini,menyediakan taman wisata untuk masyarakat tidak lah berkelebihan,mengingat pola  kehidupan masyarakat Pasaman Barat yang kekinian menunjukan taman wisata sudah pantas disebut kebutuhan.

Masalah Pasaman Barat lainya. . .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun