Mohon tunggu...
Riyadh Nur
Riyadh Nur Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Tulislah apa yang ada di pikiranmu, jangan dipikirkan apa yang akan kamu tulis. Tabik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kuasai Dakwah Digital, Santri Wajib Dibekali Wawasan Kebangsaan

22 Oktober 2019   08:23 Diperbarui: 22 Oktober 2019   11:32 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah (SPEAM)

"Ada yang nanya begitu, kalau kurban kambingnya begini, bagaimana? nanti kalau orang tua saya meninggal, warisnya bagaimana? itu tuh teknis-teknis seperti itu yang harus kita kuasai betul," jelas Hariqo.

Sementara itu, novelis sekaligus sineas Ahmad Fuadi menjelaskan, untuk mengemas dakwah digital menjadi lebih menarik, santri bisa mengkombinasikan
gambar, video, suara dan teks dengan gaya Bahasa dan karakter khas yang melekat pada diri seorang santri. Atau mendigitalkan kitab klasik dengan gaya anak muda. Ia merujuk pada apa yang telah dilakukan oleh Gus Ulil Absar Abdallah yang merekam Syarah Kitab Ihya Ulumuddin melalui FB dan channel YouTubenya.

"Sebagai contoh Gus Ulil merekam Syarah Ihya melalui FB dan YouTubenya. Bahannya klasik, cara dan channelnya kekinian," papar Fuadi dalam
keterangan yang diterima penulis.

Salah satu ponpes yang telah memanfaatkan media digital adalah Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Ini terlihat dari channel YouTube pondok yang telah memiliki lebih dari 11 ribu subscriber. Begitu juga di akun Instagram ponpes yang telah mengantongi 49,7 ribu followers.

Selain Ponpes Tebuireng, ponpes lain yang telah memanfaatkan media digital sebagai media dakwah adalah Pondok Pesantren Darussalam, Tasikmalaya, Jawa Barat. Ini terlihat dari channel YouTube mereka yang memuat berbagai kegiatan santri yang dikemas secara apik.

Kepala Sekolah SMA Pondok Pesantren Darussalam Tasikmalaya, Tonny Regal menjelaskan rahasia kesusksesan mereka mengelola media digital. Selain mendapat dukungan penuh pimpinan pondok, santri yang telah ditunjuk menggawangi dakwah digital juga diberi pelatihan ke pelbagai tempat.

"Untuk meningkatkan SDM multimedia, kita beberapakali mengikuti pelatihan. Baik di sekitar Tasikmalaya sampai pernah ke Unida Gontor," papar
Tonny.

Sebagai penutup, bagi ponpes yang belum bisa menyediakan sarana-prasana digital, pengamat literasi digital, Iskandar Zulkarnaen menyarakan agar budaya
tulis-menulis di kalangan santri dan asatidz lebih digencarkan. Selanjutnya, santri juga harus dibekali ilmu literasi digital dan diberi tahu baik dan buruk dunia dunia
digital.

"Mereka juga harus tahu sisi baik dan buruk dunia digital. Ajari mereka literasi digital. Baru setelah itu mereka siap dilepas untuk menghadapi dunia nyata," ungkap Iskandar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun