Di era sekarang, hampir setiap orang terhubung dengan internet. Dari bangun tidur hingga larut malam, banyak waktu yang kita habiskan di media sosial, membaca berita, menonton video, atau sekadar melihat tren terbaru.
Internet memberikan ruang yang luas bagi semua orang untuk berbicara, menyampaikan pendapat, berbagi cerita, bahkan mengkritik. Namun, di tengah kebebasan itu, kita sering lupa untuk bertanya pada diri sendiri, apa landasan kita dalam bermedia? Apa yang menjadi pegangan saat kita mulai mengetik komentar atau membagikan sesuatu? Sebenarnya, kita tidak perlu teori yang rumit untuk bermedia dengan baik. Cukup kembali ke nilai-nilai dasar yang sederhana sebagai manusia.
1. Ingat Bahwa di Balik Layar, Ada Perasaan
Sering kali, karena tidak bertemu langsung, kita merasa bebas untuk berkata apa pun di internet. Namun, orang-orang yang kita komentari, kritik, atau kirimi meme juga adalah manusia, sama seperti kita. Mereka bisa merasakan sedih, marah, atau bahkan trauma akibat kata-kata yang kita anggap biasa. Sedikit empati bisa membuat dunia maya jauh lebih sehat. Coba bayangkan, jika komentar itu ditujukan kepada kita atau orang terdekat, apakah kita akan baik-baik saja? Jika tidak, mungkin sudah saatnya kita menahan jari sebelum mengetik.
2. Saring Sebelum Sharing
Di media sosial, informasi bisa menyebar lebih cepat daripada kilat. Namun, kecepatan ini sering kali tidak diiringi dengan ketelitian. Banyak informasi yang asal-usulnya tidak jelas ikut kita sebar hanya karena terlihat meyakinkan atau mengundang emosi. Menyebarkan informasi itu seperti melempar batu ke kolam; bisa menyebar ke mana-mana. Jika informasi itu salah, bayangkan berapa banyak orang yang bisa terdampak.
Apa yang kita unggah hari ini bisa diakses oleh orang lain di masa depan. Itu bisa jadi calon pasangan, atasan, atau bahkan anak kita kelak. Maka, penting untuk menyadari bahwa setiap kata yang kita tulis meninggalkan jejak, dan jejak itu mencerminkan siapa kita sebenarnya. Bukan berarti kita tidak boleh bersuara, tetapi suara yang baik adalah suara yang sadar akan dampaknya.
4. Tidak Semua Harus Diunggah