Mohon tunggu...
Hendra Ritonga
Hendra Ritonga Mohon Tunggu... -

Pimpinan di Persimpangan jalan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Agama Tidak Menyatukan"

31 Agustus 2013   14:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:34 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Teman Wanitaku itu dilahirkan dan dibesarkan dalam sebuah keluarga katolik, dibimbing,diajari, dibina, dan didoktrin dengan nilai2 yang dianjurkan dalam ajaran katolik. Dia merupakan pemeluk katolik yang taat beribadah, setiap hari minggu pagi tak kan pernah lupa untuk menyempatkan diri beribadah digereja. Aku seorang pemuda yg dilahirkan dari rahim keluarga besar Islam,bertempat tinggal diperkampungan yang penuh dengan norma2 islam, ketika menginjak umur dua belas tahun dititipkan dibawah atap pesantren yang sangat kental dengan rambu2 ajaran Islam.   Hubungan kami berakhir dua tahun yang silam ketika jalinan kasih dengan segala pengorbanan bertahan selama tiga tahun.,banyak kenangan yang masih terulang dalam memori hingga saat ini adalah ketika kami saling peduli, perhatian dan menguatkan dalam kebaikan tanpa peduli kita dilahirkan dari mana, diajarkan dari agama apa, terlarut dan terbang menguap asmara kasih yang sesungguhnya ditunnggu sebuah msalah besar yang sangat sulit untuk mendapatkan alternatif yang memuskan kedua belah pihak. memasuki tahun ketiga pertengkaran besar tidak terhindarkan dengan soal akan diapakan hubungan ini dengan dua keyakinan yang mungkin tidak akan pernah bisa disatukan dalam satu atap keluarga karena akan ada banyak keluarga yang tersakiti. hingga pada puncaknya wanita itu menikah dan berkeluarga dengan seorang lelaki yang satu iman dengannya. Tiga tahun hubungan yang dijalin dengan sangat baik akhirnya tenggelam ke dasar lautan yang dalam. Semoga Ia akan selalu bahagia dengan segala apa yang pernah dilewati bersama dulu.,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun