Tidak ada yang ingin menjadi pilihan. Bahkan, untuk sekadar mengusir rasa bosan dari penatnya kenyataan.
Kegagalan. Mungkinkah itu yang membuatmu menjadikanku sebagai landasan kejenuhan? Pelarian atau selingan? Tak peduli apa pun namanya, hanya agar kau bisa sejenak melupakan getirnya sebuah pengharapan.Â
Kupikir, kehadiranmu membawa serta kisah baru berujung haru. Hati siapa yang tahu? Rupanya, di hatimu masih ada masa lalu bukan namaku. Sebuah nama indah masih terukir di sana.Â
Lantas, tentang kita? Tentang keakraban yang mulai terjalin?Â
Bukankah kita sudah membicarakan tentang hari-hari indah yang akan datang?Â
Sudah kukatakan, jangan terlalu dekat. Hatiku tidak begitu kuat. Namun, kau tetap saja melangkah dan berusaha menebas sekat. Sekarang kau bisa lihat! Bukan apa-apa, aku hanya takut keakraban kita memutus tali pertemanan. Bohong tidak ada apa-apa jika seorang wanita berkawan dengan satu pria.Â
Ada yang harus kau tahu, aku ingin menjadi satu-satunya, bukan menjadi salah satunya.
***
Dhuha, 15 Oktober 2020