Mohon tunggu...
Risnawati
Risnawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang Mahasiswi dari Universitas Negeri Makassar dan saat ini mengikuti Program Pertukan Mahasiswa Merdeka di Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Expression Difference 2022, Review Film Dokumenter "Awan di Atas Truk" dan "Sintas Berlayar"

1 Oktober 2022   21:31 Diperbarui: 1 Oktober 2022   21:36 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu, 24 September 2022 sebanyak 92 orang peserta pertukaran mahasiswa merdeka melakukan kegiatan kunjungan di Auditorium Fakultas Pendidikan Seni dan Desain lantai 4  dengan agenda modul nusantara di acara Expression Difference 2022 (ExpDif. 2.0)  Pada kegiatan modul nusantara ini, para kelompok modul nusantara di dampingi oleh mentor  masing-masing kelompok. Kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa fakultas seni prodi film dan televisi ini ada 3 agenda acaranya, yaitu Exhibition (pameran foto), Screening film dokumenter dan fiksi, dan Live Music : performance by Gmagic.

Pada saat memasuki lorong ke Auditorium, mahasiswa PMM 2 disuguhkan dengan berbagai macam lukisan. Ada 30 lukisan yang di pajang di sepanjang lorong masuk ruangan auditorim dan setiap lukisan mengusung makna yang tersirat dan saling berkaitan.  \

Terdapat dua film dokumenter yang di tayangkan yakni  "Awan di Atas Truk" dan "Sintas Berlayar".  Kedua Film ini mengusung tema yang menginspirasi bagi para penontonnya.

1. Awan Di Atas Truk

Film dokumenter yang di sutradarai oleh Kang Laudza D. N. dengan mengusut tema kehidupan Mang Awan yang berprofesi sebagai supir truk. Film ini menceritakan tentang suka duka yang di alami oleh Mang Awan sebagai supir truk dan kisah hidup yang cukup menyayat hati. Meskipun upah yang di dapat tidak sebanding dengan pekerjaan dan resiko yang sewaktu waktu bisa didapat, Mang Awan tetap melakakuan pekerjaan sebagai seorang supir truk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama istri dan anaknya.  Sebagai seorang supir truk Mang Awan dituntut untuk berjauhan dengan keluarganya, dan ada resiko yang bisa saja di dapat oleh mang Awan di jalan yaitu mobil mogok di tengah jalan ataupun sewaktu-waktu resiko kecelakaan di jalan bisa saja terjadi.  

Suatu peristiwa yang membuat mang Awan dan istri sangat terpukul yaitu anaknya meninggal setelah makan bakso dengan porsi yang banyak sedangkan anaknya ini memiliki penyakit yang membuatnya tidak diperbolehkan untuk makan bakso. Film ini mengajarkan akan pengorbanan, kesabaran dan keikhlasan. Banyak orang yang sering mengeluh kepada mobil atau pun supir truk dikarenakan mobil truk ini membuat jalan jadi macet dan bisa membuat mereka telat untuk sampai tujuan. Tapi apakah mereka berpikir bahwa kemacetan yang terjadi adalah keinginan dari supir truk itu sendiri, apakah mereka tidak pernah berpikir bahwa supir truk ini hanya melaksanakan tugasnya untuk mengantar barang dan memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga dengan bertaruh nyawa, agar barang yang mereka bawa sapai dengan tepat waktu. Film ini juga mengajarkan bahwa jangan memandang sesuatu dari satu sisi saja, tapi harus berpikir luas.

2. Sintas Berlayar

Adapun film dokumenter kedua yaitu Sintas Berlayar yang di sutradarai oleh Kang Firgiawan yang menceritakan tentang kehidupan Uus Usmawan, seorang nelayan penyandang disabilitas yang tak pernah mengeluh dengan keterbatasannya. Pak Uus ini sebelumnya terlahir dengan kondisi tubuh yang sehat tapi karena suatu kecelakaan membuat satu kakinya haru di amputasi. Pak Uus pernah berada di suatu posisi yang membuatnya kehilangan semangat hidup karena dia tidak bisa melakukan apa-apa dan dia harus bercerai dengan istrinya dikarenakan tidak kuat mengurus pak Uus.

Di saat pak Uus kehilangan semangat hidupnya, datang sahabatnya yaitu Pak Warto yang merupakan kepala nelayan mengajak pak Uus untuk kembali mencari jati dirinya. Dengan berjalannya waktu pak Uus mulai menerima kondisi yang menimpanya dan tidak lagi mengeluh. Meskipun saat ini pak Uus hanya berjalan dengan bantuan kaki palsu bahkan Ia menjadi nelayan yang paling bersemangat diantara teman-teman nelayan lainnya. Saat ini pak Uus telah menikah dan telah dikarunia seorang anak perempuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun