Mohon tunggu...
Risma Yunita W
Risma Yunita W Mohon Tunggu...

Seorang mahasiswa yang sangat tertarik di bidang kepenulisan. Suka travelling. Suka membaca. Suka berdiskusi. Instagram: rismayw Twitter: rismayw email: rismayunitaw@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menciptakan Budaya yang Baik di Dalam Sebuah Keluarga

9 Maret 2016   04:52 Diperbarui: 9 Maret 2016   04:59 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tergelitik untuk menulis topik tentang pola asuh keluarga. Mengapa? Ya, menurut beberapa sumber yang saya ketahui, entah dari bacaan atau fakta-fakta di sekitar, memang benar pola asuh keluarga cukup berperan besar dalam menentukan kesuksesan seseorang. Bagaimana bisa?

Mari saya paparkan beberapa informasi yang penting untuk diketahui.

1. Keluarga merupakan tempat utama seseorang untuk belajar tentang kehidupan, tentang nilai dan norma di masyarakat.

2. Keluarga merupakan agen sosialisasi primer, alias agen sosialiasi yang pertama bagi seseorang.

3. Anggota keluarga, terutama ayah dan ibu berperan menjadi role model bagi anak-anaknya, dimana secara sadar maupun tidak sadar, beberapa karakter orangtua tersebut akan diwarisi oleh anak-anaknya.

4. Keluarga yang harmonis, biasanya akan membawa seseorang pada kesuksesan. Begitu sebaliknya, keluarga yang kurang harmonis, tak jarang menjadi alasan seseorang melakukan tindakan yang merusak diri dan/atau sekitarnya. Mari kita lihat contoh kongkrit, biasanya anak yang orangtuanya tidak akur, sering bertengkar, bahkan bercerai, cenderung melakukan tindakan yang merusak diri misalnya menggunakan narkoba.

5. Bagaimana seseorang berperilaku di dalam keluarganya mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku di masyarakat.

 

Melihat fakta-fakta di atas, kita haruslah menyadari betapa besar pengaruh keluarga bagi masyarakat, dan dengan begitu, betapa besarnya pola asuh keluarga dapat menentukan kesuksesan seseorang di masa depan.

Maka, tidaklah heran apabila budaya di dalam sebuah keluarga sangat menentukan kesuksesan seseorang di masa depan.

Lalu, bagaimana menciptakan budaya yang baik di dalam sebuah keluarga?

Menurut Stephen Covey dalam bukunya the 7 Habits of Highly Effective Families, ada 7 kebiasaan baik yang wajib dilakukan untuk membangun budaya yang baik di dalam sebuah keluarga. 7 kebiasaan tersebut meliputi:

1. Proaktif (Be proactive): Menjadi agen perubahan di dalam keluarga anda

2. Mulailah dengan tujuan akhir (begin with the end in mind): Mengembangkan Pernyataan Misi Sebuah Keluarga

3. Prioritaskan hal-hal yang utama (Put First Things First): Memprioritaskan keluarga di Dunia yang penuh Turbulensi

4. Berpikirlah "Menang-Menang" (Think "Win-Win"): Berpindah dari "Aku" menjadi "Kami"

5. Mengerti baru kemudian dapat dimengerti (Seek to Understand. . .Then to be Understood): Memecahkan masalah keluarga melalui komunikasi yang bersifat empati

6. Sinergi (Synergize): Membangun Kesatuan Keluarga dengan menghargai perbedaan

7. Mempertajam Geraji (Sharpen the Saw): Memperbarui Keluarga melalui Tradisi

 

Dalam bukunya, Stephen Covey mengatakan bahwa, "children learn the most important lessons not from Power Rangers or even Big Bird but from a loving family who reads with them, talks to them, works with them, listens to them, and spends happy time with them. When children feel loved, really loved, they thrive!" yang artinya, "Anak-anak belajar pelajaran terpenting dalam hidup bukan dari Power Rangers atau bahkan Big Bird (tokoh-tokoh dalam acara televisi), tetapi dari sebuah keluarga yang penuh kasih sayang, yang membaca bersama mereka, berbicara dengan merea, mendengarkan mereka, dan bersenang-senang dengan mereka. Ketika anak-anak merasa dicintai, sangat dicintai, mereka berkembang dengan pesat!.

Maka dari itu, sangatlah penting menciptakan budaya yang baik di dalam sebuah keluarga. Berikut beberapa yang saya pahami dari buku tersebut dan menurut saya, dapat menjadi masukan yang positif bagi para pembaca:

1.Sebagai manusia, kita diberikan anugerah yang apabila kita gunakan dengan benar dan baik, dapat membawa kita pada kesuksesan hidup. Empat anugerah tersebut adalah: kesadaran diri, nurani, imajinasi, dan kehendak mandiri.

2. Siapapun Anda, apapun peran Anda di dalam keluarga, Anda penting. Anda tidak perlu menunggu orang lain untuk melakukan suatu hal baik, kemudian Anda mencontoh. Andalah agen perubahan tersebut! Tak usah menunggu, jadilah teladan di dalam keluarga Anda.

3. Pentingnya membuat pernyataan misi keluarga. Misi keluarga harus dibuat di awal pernikahan, bahkan sebelum pernikahan itu dibentuk, untuk menjaga cita-cita keluarga agar dapat tercapai. Pun begitu, tak hanya diketahui oleh orangtua saja, melainkan seluruh anggota keluarga harus mengetahui dan memahami misi tersebut. Di dalam buku ini, dijelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menmberikan pemahaman tentang misi keluarga.

4. Pentingnya sifat saling terbuka. Inilah yang jarang saya temui, budaya keterbukaan di dalam sebuah keluarga. Beberapa anggota tidak merasa nyaman atau merasakan kasih sayang keluarga karena ketika ada masalah entah masalah pribadi maupun masalah di dalam keluarga, mereka cenderung menyimpannya rapat-rapat. Padahal, dengan keterbukaan, disitulah kekuatan keluarga terbangun. Sesama anggota keluarga ikatan keluarga yang begitu erat.

5. Kita tidak bisa memaksakan anggota keluarga lain menjadi apa yang kita inginkan. Ingat, setiap orang unik dan mereka memiliki hak untuk menjadi dirinya sendiri. Tugas terbaik yang dapat dilakukan Anda, entah Anda orangtua ataupun anak, adalah menerima anggota keluarga Anda apa adanya, dalam artian tidak memaksakan dia menjadi apa yang Anda inginkan. Namun, bukan berarti sifat-sifat buruk yang dimiliki didiamkan begitu saja. Inilah pentingnya membuat dan memahami misi keluarga, agar cita-cita dapat tercapai.

6. Di dunia yang penuh hiruk pikuk ini, tentu tidak mudah untuk menjaga keharmonisan suatu keluarga. Setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda dan waktu yang mereka miliki untuk keluarga pun tidak sama. Maka dari itu, sangatlah penting untuk membuat program "family time", yang disepakati oleh seluruh anggota keluarga, untuk sekedar bercerita dan mendengarkan dengan penuh cinta.

Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Saya sendiripun masih belum merasa menjadi anggota keluarga yang baik di dalam keluarga saya. Namun, saya percaya tiada kata terlambat. Kita selalu memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri, memberikan kontribusi terbaik untuk orang-orang disekitar kita, dan menciptakan budaya yang baik di keluarga kita.

 

Semoga bermanfaat :)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun