Mohon tunggu...
Risman Aceh
Risman Aceh Mohon Tunggu... profesional -

Anak Pantai Barat Selatan Aceh. @atjeh01

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serambi Cinta | Bagian 2

8 Mei 2010   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:19 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_135673" align="alignleft" width="249" caption="Unduh dari jumpueng.blogspot.com"][/caption]

Bagian Pertama: Satu hal yang membuat tim medis bingung karena tidak ada identitas yang bisa ditemukan pada korban. Jadi tidak bisa menghubungi pihak keluarga guna meminta persetujuan untuk melakukan operasi kecil di kepala belakangnya akibat luka benturan. Orang-orang yang mengantarnya tadi juga sudah pergi. Selengkapnya klik disini.

Operasi berlangsung sukses. Tapi Rina juga belum sadarkan diri. Kata dokter, butuh 12 jam untuk membuat Rina sadar. Dan, itu artinya Andi harus berada di rumah sakit sampai esok pagi. Dan, sebagai "kekasih" ia tentu harus senantiasa berada disamping Rina.

Pukul 01.00 pagi. Andi masih setia duduk di sisi tempat Rina berbaring. Ia menatap dalam wajah gadis yang dinamainya Rina. Manis juga bisik hatinya. Sejenak Andi teringat pacarnya Nur Silvi yang seminggu lalu memutuskannya. Ada sesak menyergap Andi kala ia mengingat seluruh kenangan indah bersama Nur Silvi.

Nur Silvi adalah gadis cantik berjilbab yang amat santun dan juga pintar. Di sekolah ia adalah mutiara bagi siswa dan Andilah pemenangnya. Andi berhasil menjadi pacar Nur Silvi setalah ia mengubah semua perilaku buruknya sebagai siswa SMA 1 Banda Aceh. Cintanya kepada Nur Silvi membuat Andi rela mengubah prilaku nakalnya. Andi juga sangat salut pada Silvi yang sangat teguh imannya. Andi masih ingat betapa Nur Silvi sama sekali tidak mau untuk diajak berciuman sebagai mana banyak yang dilakukan pada umumnya remaja. Bahkan, untuk sekedar pegangan tangan saja pun Nur Silvi tidak mau.

Semua penolakan dilakukan Nur Silvi dengan sangat cerdas dan santun sehingga tidak membuat Andi merasa bahwa Nur Silvi tidak mau membuktikan cinta dan sayangnya pada Andi. Tutur kata dan raut muka Nur Silvi justru menggambarkan kecintaan yang dalam terhadapnya, dan bayang-bayang senyum Nur Silvi mampu mengetarkan naluri Andi hingga kerap terbawa ke dalam mimpi. Bahkan, Andi pernah beberapa kali mimpi basah dan itu dianggapnya sebagai pembuktian alam manusiawi akan cinta mereka.

Tapi, petir seperti menyambar Andi kala suatu hari Nur Silvi mengungkap maksud putus. Andi betul-betul kehilangan kendali. Tapi, untuk marah juga tidak mungkin karena dari penjelasan Nur Silvi ia tahu kalau semua ini adalah kehendak orangtuanya yang ternyata telah menjodohkan dirinya dengan anak kenalan orangtuanya. Menurut Nur Silvi, orangtuanya baru mengungkapkan semuanya kala kenalan ayahnya datang bertamu. Nur Silvi juga tidak kuasa menolak walau ia sudah menyatakan bahwa Andilah lelaki yang ia cintai. Namun, melihat ayahnya yang tidak berdaya untuk mengingkari janjinya maka ia pun tak kuasa untuk tidak mengikuti maksud orangtuanya.

Andi merasa begitu terpukul dan sakit hati. Tapi, pesona Nur Silvi yang tetap memperlihatkan cintanya lewat tatapan dan bahasanya membuat Andi kehilangan usaha untuk mempertahankan cintanya. Andi juga tidak mau memaksa agar Nur Silvi melawan kehendak orangtuanya. Andi tahu betapa hormatnya Nur Silvi pada orangtuanya. Sebagai satu-satunya anak, Andi tahu Nur Silvi pasti juga ingin mengabdi pada orangtua yang telah mendidiknya dengan kasih sayang.

Lagi pula, tidak selamanya mencintai bermakna memiliki. Inilah kalimat Nur Silvi yang membuat Andi pasrah. Namun, harus diakui kalau sampai saat ini ia masih begitu merindui sosok Nur Silvi yang kini telah berangkat pindah ke Mesir untuk melanjutkan kuliah setelah lulus SMA. Nur Silvi adalah salah satu siswa yang diundang oleh Universitas Al-Azhar untuk kuliah disana. Hubungan baik yang sudah terjalin antara Aceh dan Mesir sejak lama kini kembali diwujudkan lewat kerjasama pendidikan. Kenalan ayahnya yang ternyata sudah menjodohkan mereka dari kecil juga berada di Mesir dan berkerja di kantor Kedutaan di Negara Piramida itu. (Bersambung...)

Bagian 3:

"Ya Tuhan, ada apa dengan mata dan hatiku ini. Mengapa orang yang kutabrak sangat mirip dengan Nur Silvi yang kini sudah pergi. Ada apa dibalik semua rencana mu untukku wahai Tuhanku?" .....

Catatan:

Foto tidak mewakili kisah. Jika ada kesamaan cerita dan nama hanya faktor kebetulan saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun