Mohon tunggu...
Risman Aceh
Risman Aceh Mohon Tunggu... profesional -

Anak Pantai Barat Selatan Aceh. @atjeh01

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang Pengaruh di Lingkar Jokowi, Benarkah Benny Susetyo Pemenangnya?

13 Mei 2014   19:19 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:33 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisan Revolusi Mental di Kompas (10/5) yang sama judul dengan artikel di Sindo telah membuat banyak pihak yang tidak menyukai Jokowi menempatkan Benny Susetyo ke lingkar utama tim Jokowi.
Publik kemudian juga diajak untuk sampai pada kesimpulan bahwa yang menjadi "otaknya" Jokowi adalah Benny Susetyo. Tidak berhenti di sini, publik kemudian dibawa paksa pada kesimpulan aneh bin ajaib kalau Jokowi berada dibawah pengaruh atau kendali orang Kristen.
Jika seandainya ada "perang" merebut pengaruh di lingkaran Jokowi maka untuk sementara Benny Susetyo sudah menang. Berkat lawan politik Jokowi publik berhasil diajak untuk sampai pada kesimpulan bahwa Benny Susetyolah yang mempersiapkan tulisan untuk Jokowi.
Katakanlah perebutan pengaruh itu ada. Katakanlah Benny Susetyo berhasil mengatur media Sindo agar diterbitkan pada hari yang sama dengan tulisan Jokowi di Kompas. Katakanlah semua itu benar. Apakah itu maknanya Jokowi memilih jalan pikiran Benny Susetyo untuk dipakai sebagai cara menyelesaikan permasalahan bangsa Indonesia?
Benarkah tulisan di Sindo menjadi alasan bahwa Benny Susetyo adalah orang lingkar satu yang dipilih Jokowi untuk di dengar nasehat dan usulannya?
Tunggu dulu. Benny Susetyo belum menang. Tulisan revolusi mental di Kompas sama sekali tidak mencerminkan pemikirannya Benny. Mirip judulnya tidak bisa disebut itu sudah menggambarkan sama substansinya.
Kalau soal sama judul maka tulisan Jokowi juga mirip dengan judul buku Revolusi Mental yang disusun Senu Abdur Rahman dan kawan-kawannya (1970).
Kalau dari segi substansi maka tulisan Jokowi belum bisa dinilai secara mendalam karena Jokowi masih menyampaikan garis besarnya saja. Sulit untuk melihat kesamaannya dengan pikiran Senu Cs atau dengan Mahathir yang juga menulis soal.revolusi mental dalam buku The Malay Dilemma.
Beda dengan tulisan Benny Susetyo yang secara substansi lebih dekat dengan pemikiran revolusi mental yang ditulis oleh Hasan Tiro dalam risalah yang diberi judul Aceh Bak Mata Donya (Aceh di Mata Dunia). Kemiripan ini dapat dilihat dari tiga kata kunci yang dipakai Benny Susetyo yaitu bangsa besar, kemerdekaan, jongos.
Lantas, Jokowi lebih mendengar dan meresapi gagasan/pemikiran siapa? Saya menduga Jokowi lebih memilih mendengar usulan KH Mustofa Bisri.
Dugaan ini bukan tanpa bukti. Pada 20 Maret 2014 media mewartakan Jokowi bertemu Gus Mus di Rembang, Jawa Tengah. Mereka berbincang selama 2 jam. Meski ini perbincangan tertutup saya menduga Gus Mus menyampaikan usulan terkait Revolusi Mental.
Berbeda kala Prabowo bertemu dgn Pengasuh Pesantren Roudlatut Thalibin itu. Media mewartakan Gus Mus menyampaikan humor-humor Gus Dur ke prabowo.
Saya tambah yakin Gus Mus menyampaikan pemikiran soal Revolusi Mental. Soalnya, pada Januari 2011, dalam peringatah tujuh hari meninggalnya KH Abdurahman Chudlori, di Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API), Tegalrejo, Magelang, Gus Mus menyampaikan pokok-pokok pikiran tentang Revolusi Mental dengan cara membangun diri yang berketeladanan, hidup sederhana, dll. Dan, penggambaran itu di tataran capres saya duga cucok bagi Jokowi.
Jadi, yang di dengar oleh Jokowi terkait model revolusi mental bukan Benny Susetyo melainkan Gus Mus. Bila mau dibenturkan dengan isu agama ini bisa disebut bahwa tokoh-tokoh Islam masih berada di lingkar satu capres Jokowi.
Tapi, sejatinya dikotomi keagamaan tidak terjadi dalam usaha kita bersama memperbaiki nasib bangsa ini. Baik buruk bangsa ini akan dirasakan sama oleh segenap anak bangsa. ##

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun