Mohon tunggu...
Risman Aceh
Risman Aceh Mohon Tunggu... profesional -

Anak Pantai Barat Selatan Aceh. @atjeh01

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menduga Jalan Pikiran Hasan Tiro

4 Juni 2010   04:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:45 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_158113" align="alignleft" width="255" caption="Payung Kuning untuk Sang Wali (sumber foto rakyataceh.com)"][/caption] Teungku Muhammad Hasan Tiro atau yang lebih akrab dipanggil Hasan Tiro (HT) sudah berpulang ke sisi Tuhan (3/6). Jika mengikuti kabar berita media saya menduga HT berpulang dengan bahagia. Tapi HT juga berpulang dengan membawa satu pertanyaan yang ia sendiri tak bisa menjawabnya. Apa itu? Jika masih boleh menduga maka ada dua kebahagian utama bagi HT. Pertama, ia berpulang dengan bahagia karena ia sudah melakukan tugas yang tidak bisa dilakukan oleh mereka yang melakukan tugas yang ia tidak bisa lakukan. HT memang tidak disambut dengan upacara kemerdekaan (bebas dari Indonesia) kala ia kembali mencium tanah leluhurnya, Aceh. Namun begitu, ia tetap disambut sepenuhnya sebagai Wali Nanggroe Aceh yang merdeka (bebas) dalam menentukan pilihannya yakni memilih merestui jalan damai sebagai tahapan lebih lanjut yang bisa melampaui makna dari kemerdekaan Aceh secara fisik yakni Aceh yang berdaulat mengurusi dirinya sendiri dalam rumoh rayeuk (rumah besar) keindonesiaan sebagai salah satu seuramo donya (serambi dunia). Sebagai salah satu pewaris jalannya sejarah Aceh saya menduga HT memahami betul bahwa jalan damai sebagai satu takdir gerak sejarah keacehan yang sudah saatnya ditempuh setelah sebelumnya menempuh jalan takdirnya sendiri yakni "jalan meudagang" (Aceh Tua), "jalan prang" (Aceh Lama), dan kini :"jalan dame" (Aceh Baru). Itulah kebahagiaan pertama HT. Dan kebahagiaan kedua HT adalah karena HT berpulang setelah ia menunaikan janjinya yakni pulang ke Aceh. HT tidak hanya pulang karena alasan rindu kampung sebagaimana dulu dijadikan lataralasan kepulangannya. HT bahkan berpulang di tanah leluhurnya dan kini dikebumikan di samping pusara Pahlawan Nasional, Chik Di Tiro. Kepulangannya ke Aceh dalam usia tua itulah yang membuat saya menduga satu hal terkait pertanyaan yang tersisa di benaknya HT, yakni "adakah penerus Aceh yang bisa membuat peta "jalan pulang" (Aceh Masa Depan) sebagai takdir terakhir jalan sejarah Aceh menuju masa depannya? Jika boleh masih menduga pertanyaan ini muncul di benak HT karena memang ia tidak ditakdirkan secara historis untuk merumuskan peta jalan pulang sebagai jalur yang masih harus dilalui ureung Aceh menuju Gampong Masa Depannya. Inilah takdir sejarah baru yang melekat pada diri Ureung Aceh pasca kepulangan Hasan Tiro yang masih harus dicari rumusannya dalam patahan-patahan sejarah Aceh yang masih berserakan dalam wujud Imagined Aceh. Terakhir, meminjam istilah James T Siegel dalam efilog The Rope of God, karya klasik tentang pergolakan Aceh bolehlah saya bertanya siapa gerangan sosok ureung Aceh yang akan "kerasukan" tugas sejarah guna memimpin takdir di jalan pulang menuju Aceh Masa Depan??? Saleum Kompasiana PeACEHeart Rismanaceh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun