Mohon tunggu...
Risman Aceh
Risman Aceh Mohon Tunggu... profesional -

Anak Pantai Barat Selatan Aceh. @atjeh01

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Berburu” Titik Sensitif

11 Desember 2009   16:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:58 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_36745" align="alignleft" width="150" caption="Takdir Jalan Sunyi"][/caption] Perempuan menjadi sosok yang paling “diburu”, dalam artian dicari titik-titik sensitifnya. “Perburuan” titik sensitif, selanjutnya disingkat titik ‘S” ini bahkan sudah pada tahap membuka catatan atau ingatan rahasia. Tidak cukup dengan rahasia masa lalu, rahasia titik “S” masa depan pun (sudah?) dihadirkan dalam ruang pengetahuan masa kini. Jadi sudah tidak ada lagi yang ditutup-tutupi, terkait titik “S.”

Meski begitu, tetap saja ada rasa penasaran dan keingintahuan yang berlebih tentang titik “S” ini. Lihat saja contoh ungkapan berikut: “5 rahasia titik sensitif….”, “kenali 10 daerah sensitif…..”, atau “mengungkap rahasia yang belum pernah diungkap secara tuntas…..” Sekarang, atau bisa juga sudah lama “perburuan” titik “S” juga dilakukan pada kaum laki-laki.

Mengapa titik “S” menjadi begitu penting? Salah satunya karena itulah jalan cepat yang mempermudah menemukan “G”-Spot.

Apa saja titik “S” yang perlu kita kenali dalam diri kita (perempuan dan laki-laki) agar segera menemukan “G”-Spot itu? Mengenali semuanya pasti lebih dasyat. Salah satunya adalah mengasah kasih sayang baik pada diri, keluarga, teman, tetangga, dan sesama serta semesta.

Kasih sayang adalah refleksi paling tegas dari ajaran keselamatan (salam), kasih, damai dan lainnya dalam segala bentuk ungkapan dan ajaran serta kepercayaan yang pernah ada dan yang masih ada. Apakah ini sudah berarti bahwa semua kepercayaan, keyakinan, dan pengetahuan sama?

Pasti sudah banyak argumentasi, dan pasti masih akan ada yang mau mengemukakan argumentasinya. Namun, percayalah --sebelum adu argumentasi itu selesai-- orang-orang yang fokus pada usaha memaksimalkan titik-titik kepekaan intelektual dan spiritual yang ada pada semua area kediriannya sudah lebih dulu sampai pada God Spot (Titik Tuhan) dan langsung bisa merasakan kesenangan yang tiada tara, bahkan hingga berulang-ulang.

Sungguh, tiada lagi rahasia yang perlu dirahasiakan bila kita dekat dengan-Nya.

Saleum Serambi Cinta

Risman A Rachman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun