Pemikiran pendidikan Ibnu Jama'ah berpusat pada konsep adab al-talib (etika pelajar) dan adab al-mu'allim (etika guru), yang mencakup aspek spiritual, moral, dan intelektual. Pertama, ia menekankan pentingnya niat (niyyah) yang benar dalam belajar. Menurutnya, seorang pelajar harus belajar semata-mata untuk mencari ridha Allah, bukan untuk kemasyhuran atau materi. Ini mencerminkan prinsip tauhid dalam pendidikan Islam, di mana pengetahuan dilihat sebagai ibadah. Ibnu Jama'ah menyarankan bahwa pelajar harus memilih ilmu yang bermanfaat, seperti fiqh, hadits, dan ilmu alam yang mendukung keimanan, disertai menghindari pengetahuan yang sia-sia atau berbahaya.
Kedua, peran guru dan siswa digambarkan sebagai hubungan yang saling hormat menghormati dan saling menguntungkan. Guru, menurut Ibnu Jama'ah, harus menjadi panutan yang bijaksana, sabar, dan adil. Ia menyarankan guru untuk mengajar dengan metode yang mudah dipahami, seperti menggunakan analogi dan diskusi, serta menghindari kekerasan fisik atau emosional. Sementara itu, siswa diwajibkan untuk menghormati guru, rajin belajar, dan menerapkan ilmu yang diperoleh. Ibnu Jama'ah juga membahas pentingnya lingkungan belajar, seperti masjid atau madrasah, yang seharusnya kondusif dan bebas dari gangguan.
Ketiga, pemikirannya yang mencakup metode pendidikan yang integratif. Ia menganjurkan pendekatan yang menggabungkan teori dan praktik, di mana pelajar tidak hanya menghafal teks, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam Tadhkirat al-Sami', ia menekankan bahwa pendidikan harus mencakup empat pilar: ilmu agama, ilmu duniawi, akhlak, dan amal shaleh. Ini berbeda dengan pendidikan modern yang sering kali terpisah antara agama dan sains, menunjukkan bahwa Ibnu Jama'ah melihat pendidikan sebagai alat untuk mencapai kesempurnaan manusiawi.
Secara keseluruhan, pemikiran Ibnu Jama'ah mencerminkan nilai-nilai Islam yang egaliter, dimana pendidikan terbuka untuk semua lapisan masyarakat, termasuk perempuan dan non-Arab, selama memiliki niat yang tulus.
saya sangat menghargai pemikiran pendidikan Ibnu Jama'ah karena kekuatannya dalam membangun fondasi etis yang kuat. Opini saya adalah bahwa pemikirannya tetap sangat relevan di era digital saat ini, dimana pendidikan sering kali dikendalikan oleh teknologi dan kapitalisme. Misalnya, konsep niat yang benar dapat menjadi antidot terhadap masalah seperti plagiarisme online atau motivasi belajar yang semu. Saya setuju bahwa pendidikan harus lebih dari sekadar akumulasi informasi ia harus membentuk karakter, seperti yang Ibnu Jama'ah tekankan. Dalam konteks pendidikan Islam modern, seperti di Indonesia, pemikirannya bisa diterapkan untuk memperbaiki kurikulum madrasah, dimana siswa diajarkan untuk mengintegrasikan antara iman dengan ilmu pengetahuan.
Namun, saya juga melihat beberapa sisi yang bisa menjadi kelemahan dalam pemikirannya jika dilihat dari perspektif kontemporer. Pertama, Ibnu Jama'ah hidup di era pra-modern, sehingga pemikirannya kurang menekankan inovasi teknologi dalam pendidikan. Kedua, pemikirannya cenderung lebih berfokus pada pendidikan agama, yang bisa menimbulkan risiko eksklusivisme jika tidak diimbangi dengan pemahaman pluralisme. Saya berpendapat bahwa untuk membuat pemikirannya lebih inklusif, kita perlu mengintegrasikannya dengan pendekatan modern yang mempelajari tentang sains, teknologi dan mengimplementasikan yang relevan dengan zaman.
Dalam kesimpulan, pemikiran pendidikan Islam Ibnu Jama'ah adalah warisan berharga yang menekankan etika, spiritualitas, dan integrasi dalam belajar. Opini saya adalah bahwa pemikirannya tidak hanya relevan, tetapi juga esensial untuk membangun pendidikan yang berkualitas di dunia Muslim saat ini. Dengan menyesuaikannya ke konteks modern, kita bisa mengatasi tantangan seperti disintegrasi moral dan ketergantungan teknologi. Saya mendorong para pendidik dan siswa untuk mempelajari Tadhkirat al-Sami' sebagai panduan, karena ia mengingatkan kita bahwa pendidikan sejati adalah jalan menuju kebaikan abadi. Melalui pendekatan ini, pendidikan Islam dapat terus berkontribusi pada perdamaian dan kemajuan umat manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI