"Acaranya asik, bisa main bareng-bareng dan belajarnya nggak terasa kayak belajar. Jadi tahu angklung itu bukan cuma buat lagu tradisional," ucap Salsa (19), mahasiswa salah satu kampus swasta di Semarang.
Dengan total waktu empat jam yang diisi dengan edukasi budaya, pertunjukan musik, dan permainan, acara ini mampu menggabungkan fungsi edukatif, partisipatif, dan hiburan dalam satu rangkaian. Terbukti, banyak pengunjung yang bertahan hingga akhir acara dan memberikan kesan positif.
"Kami sangat mengapresiasi mahasiswa yang mau bergerak melestarikan budaya seperti ini. Harapannya bisa rutin diadakan, dan kalau bisa menjangkau sekolah-sekolah juga," ujar Bu Indah (45).
Kampanye "Gema Angklung: Getar Bambu, Suara Nusantara" menjadi bukti bahwa tradisi tak pernah usang, asalkan dikemas dengan cara yang kreatif dan dekat dengan masyarakat. Suara bambu yang sederhana itu kini telah menggema di ruang publik, menembus batas generasi, dan kembali hidup dalam semangat kolaborasi serta cinta budaya.
Lokasi: Car Free Day Jalan Pahlawan, Simpang Lima, Semarang
Tanggal: Minggu, 22 Juni 2025
Waktu: 06.00 -10.00 WIB
Agenda: Pertunjukan Angklung, Edukasi Budaya, Game Interaktif, dan Kolaborasi Musik Tradisional
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI