Dalam hubungan persaudaraan kerap kali dimaknai hanya sekadar sealiran darah. Tak heran jika banyak dijumpai kakak beradik yang memilih jalan nafsi-nafsi tanpa paham arti berkolaborasi. Bahwa betapa pentingnya membangun keharmonisan antar saudara, saling merangkul dalam merawat harapan masa depan.
Bahkan lebih dari itu, nilai plus persaudaraan sebetulnya terletak pada penyatuan kekuatan pikiran dan hati dalam bentuk kerja sama, membalah belantara tanda tanya (tantangan) demi mencapai suatu tujuan.
Dengan demikian, keduanya tentu berangkat dari konsep yang berbeda, namun atas dasar pemaknaan pada esensi persaudaraan, segalanya menjadi tidak begitu sulit. Jika bersandar pada hukum kehidupan, kelak mereka akan memilih jalur pilihannya masing-masing.
Tetapi dengan adanya kesadaran semacam ini, maka tidak menutup kemungkinan keabadian hubungan dalam dekapan harmonisasi akan senantiasa ter-indahkan.
Artinya, meskipun akhirnya kewajiban-kewajiban lain akan merenggut, mereka tetap mampu menggenggam nilai persaudaraan yang tidak berhenti pada hubungan keluarga secara pasif, tetapi sekaligus kawan berpikir dalam membentuk ide-ide pengembangan.