Mohon tunggu...
Riska Febriana
Riska Febriana Mohon Tunggu... Mahasiswa Semester 4

Saya Riska Febriana, mahasiswa semester 4 yang berkuliah di salah satu Universitas Swasta di Kota Tegal. Saya senang sekali membaca, banyak hal yang bisa saya dapatkan karena membaca. Saya juga suka menulis cerpen di applikasi oren.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa Kita Perlu Rehat Sejenak dari Media Sosial ? Gen Z Wajib Tauuuuuu

6 Oktober 2025   20:29 Diperbarui: 6 Oktober 2025   20:29 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setiap hari, tanpa sadar, kita menghabiskan berjam - jam menatap layar ponsel. Jari-jari terus mengulir beranda, mata tak lepas dari notifikasi dan pikiran dipenuhi informasi yang datang silih berganti. Media sosial telah menjadi bagian dari keseharian kita, tempat kita mencari kabar, hiburan dan bahkan validasi diri. Namun, di balik semua kemudahan itu, ada dampak yang sering luput dari perhatian kelelahan mental dan kehilangan makna dalam interaksi nyata.

Media sosial pada dasarnya diciptakan untuk menghubungkan manusia. Kita bisa berkomunikasi dengan teman lama, berbagi momen bahagia, hingga mengenal hal-hal baru dari seluruh dunia. Namun, seiring waktu, fungsi itu perlahan bergeser. Alih-alih menjadi sarana untuk saling mengenai, media sosial kerap berubah menjadi ajang pembandingan.

Kita memlihat teman memamerkan pencapaian, liburan atau kehidupan yang tampak sempurna. Tanpa sadar, muncul rasa iri atau tidak puas terhadap diri sendiri. Kita mulai merasa hidup kita kurang menarik, kurang sukses, bahkan kurang bahagia. Padahal, apa yang ditampilkan di dunia maya hanyalah potongan kecil dari kenyataan sebuah versi terbaik yang seringkali telah melalui banyak penyaringan.

Selain itu, paparan informasi tanpa henti membuat otak kita sulit beristirahat. Notifikasi yang terus berdatangan menutut perhatian, membuat kita sulit fokus pada hal ini. Kita menjadi mudah cemas jika tidak membuka media sosial, takut tertinggal kabar terbaru, atau khawatir ketinggalan tren. Inilah yang dikenal sebagai FOMO (Fear Of Missing Out) ketakutan akan tertinggal sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu penting.

Kelelahan akibat media sosial bukan hanya soal waktu yang terbuang, tetapi juga menyangkut keseimbangan emosi. Penelitian menunjukkan bahwa terlalu lama berselancar di media sosial dapat memicu stres, gangguan tidur dan menurunkan rasa percaya diri. Kita menjadi lebih mudah gelisah, sulit fokus, dan sering membandingkan diri dengan orang lain.

Selain itu, interaksi di dunia maya kadang membuat kita lupa pada hubungan nyata di sekitar kita. Kita bisa duduk bersama teman atau keluarga, tapi masing-masing sibuk dengan layar sendiri. Akibatnya kedekatan emosional menurun dan komunikasi menjadi dangkal. Dunia digital membuat kita "terhubung" tapi sering kali juga membuat kita merasa kesepian.

Beristirahat dari media sosial tidak berarti harus menghapus akun atau menjauh selamanya. Cukup berhenti sejenak untuk memberi ruang bagi pikiran dan perasaan kita. Misalnya, dengan mengambil waktu tanpa media sosial selama beberapa jam, satu hari atau bahkan akhir pekan.

Dalam waktu singkat, kita mungkin akan merasakan perubahan seperti tidur lebih nyenyak, pikiran lebih tenang dan waktu terasa lebih panjang. Kita bisa kembali menikmati hal-hal sederhana yang dulu terasa biasa bercakap denngan keluarga, berjalan sore, membaca buku atau sekedar menikmati suasana tanpa tergesa membuka ponsel.

Kita tidak harus menolak media sosial sepenuhnya, karena di sisi lain, platform ini juga membawa banyak manfaat. Namun,kita perlu bijak dalam menggunakannya. Batasi waktu penggunaan, tentukan jam tanpa layar dan pilih konten yang benar-benar memberi nilai positif. Gunakan media sosial sebagai alat untuk belajar, berbagi dan terhubung bukan sebagai ukuran kebahagiaan.

Hidup yang seimbang bukan berarti bebas dari teknologi, tetapi mampu mengendalikannya dengan sadar. Kita bisa tetap aktif di dunia digital, namun juga hadir sepenuhnya di dunia nyata.

Rehat sejenak dari media sosial bukan berarti kita kehilangan koneksi, justru kita menemukan kembali makna dari hubungan yang sesungguhnya. Duia nyata menawarkan lebih banyak hal untuk disyukuri, senyum orang terdekat, udara pagi yang segar atau momen sederhana yang tak bisa ditangkap kamera.

Jadi, jika hari ini kamu merasa penat atau mulai lelah dengan hiruk pikuk dunia maya, mungkin itu tanda bahwa kamu perlu berhenti sejenak. Letakkan ponsel, tarik napas dalam-dalam, dan nikmati kehidupan di luar layar. Karena pada akhirnya, hidup yang paling nyata adalah yang kita rasakan langsung, bukan yang kita bagikan di media sosial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun