Suasana pagi di MI AlIkhlas Waru, Penajam Paser Utara, tampak berbeda dari biasanya pada Senin, 22 April 2025. Kalau biasanya siswa-siswi sibuk dengan buku dan pelajaran di kelas, kali ini mereka ramai-ramai turun ke halaman sekolah. Bukan untuk upacara atau olahraga, tapi untuk ikut gerakan menanam pohon matoa bareng-bareng. Kegiatan ini jadi bagian dari aksi "Gerakan Sejuta Pohon" yang digagas Kementerian Agama RI dalam rangka peringatan Hari Bumi.
Sejak pagi, setelah melakukan kegiatan upacara bendera, anak-anak sudah siap dengan alat masing-masing---ada yang bawa cangkul kecil, ada yang pegang ember air, dan ada juga yang sibuk menenteng bibit pohon matoa. Wajah mereka terlihat antusias, mungkin karena bisa belajar sambil main tanah, atau karena senang bisa ikut aksi nyata untuk lingkungan.
Tanam Pohon, Tanam Harapan
Kegiatan dimulai dengan pengarahan dari kepala madrasah. Beliau menjelaskan pentingnya menanam pohon untuk masa depan bumi. "Pohon itu bukan cuma bikin adem, tapi juga bantu kita punya udara yang lebih bersih. Nah, pohon matoa ini selain bermanfaat buat lingkungan, nanti buahnya juga bisa kita nikmati bareng-bareng," kata beliau dengan penuh semangat.
Anak-anak pun langsung bergerak. Ada yang menggali lubang, ada yang pegang bibit, ada yang menutup lubang dengan tanah. Semuanya saling bekerja sama. Guru-guru juga ikut turun tangan membantu, memastikan bibit matoa tertanam dengan baik. Ada sekitar 10 bibit pohon yang berhasil ditanam hari itu di halaman sekolah dan di lahan kosong di sekitar madrasah.
Pohon matoa yang ditanam ini bukan pohon sembarangan. Matoa dikenal sebagai pohon asli Papua yang buahnya manis, mirip campuran rambutan dan leci. Pohonnya juga terkenal kuat dan bisa hidup puluhan tahun. Harapannya, pohon-pohon ini kelak akan jadi kebanggaan sekolah dan warga sekitar.
Belajar dari Alam
Kegiatan ini ternyata bukan cuma soal menanam pohon. Anak-anak juga diajak belajar langsung tentang cara merawat tanaman, mulai dari penyiraman, pemupukan, sampai cara menjaga pohon dari hama. Beberapa siswa bahkan sudah sibuk membayangkan bisa memetik buah matoa dari pohon yang mereka tanam sendiri.
"Seru banget, soalnya aku baru pertama kali nanam pohon matoa," kata Abidzar, salah satu siswa kelas 6. Teman-temannya pun mengangguk setuju. Bagi mereka, kegiatan ini terasa seperti petualangan kecil yang menyenangkan.
Hijaukan Sekolah, Hijaukan Lingkungan