Mohon tunggu...
Riska AmeliaPutri
Riska AmeliaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - pertanian dan bisnis

Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

[Kreanova] Tanaman Porang Sebagai Primadona di Wilayah Kabupaten Semarang

28 November 2021   14:56 Diperbarui: 28 November 2021   16:25 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Shutterstock/airdone

             Hallo sobat petani milenial, Pernahkah Anda mendengar tentang komoditas pertanian porang? Anda mungkin pernah mendengarnya, tetapi Anda mungkin belum mengetahui tanaman porang itu yang mana. Untuk daerah Semarang khususnya di pedesaan sangat mendambakan komoditas porang. Dulunya tanaman porang dianggap sepele, tanaman tersebut kini telah berkembang menjadi tanaman yang bisa menghasilkan puluhan hingga ratusan juta rupiah. Hal ini menjadikan tanaman tersebut menjadi primadona bagi masyarakat khususnya di pedesaan  Kabupaten Semarang. Bagian yang digunakan pada tanaman ini adalah umbinya. Alih-alih untuk dikonsumsi sendiri, umbi porang diekspor ke Jepang sebagai bahan baku  beras Shirataki.  Sebagai tanaman penghasil karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan serat, tanaman porang telah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan diekspor sebagai bahan industri. Porang sebagai bahan pangan biasanya digunakan untuk bahan baku pembuatan beras shirataki dan tepung konjak. sedangkan dalam bidang industri, porang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan produk permen, roti, lem, cat tembok, bahan pembuat kertas yang tahan terhadap air, dan masih banyak lagi kegunaanya. 

            Selama ini, beras shirataki dikenal sebagai beras untuk diet. Hal ini karena komponen utamanya sendiri terdiri dari umbi porang yang rendah kalori, tinggi serat, dan bebas lemak. Nasi Shirataki dikenal sebagai bahan makanan yang sangat populer di Jepang. Bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Semarang, tanaman porang menyebabkan gatal-gatal di lidah sehingga saat ini sudah jarang dikonsumsi. Namun bagi para lansia, masih ada saja orang yang mengkonsumsinya. Jika Anda melihat ke pedesaan Semarang, Anda akan sering melihat istilah "Kawasan Komoditi Petani Porang". Tanaman ini dilindungi secara ketat oleh pemerintah setempat, sehingga siapa pun yang mencurinya tunduk pada ketentuan sesuai dengan undang-undang dan akan dihukum dipenjara atau didenda. 

            Porang termasuk dalam famili Araceae dan merupakan tumbuhan berumbi yang dapat hidup pada berbagai jenis dan kondisi tanah. Tanaman porang tidak perlu terkena sinar matahari langsung dan dapat dengan mudah ditemukan di  tanaman hutan, perkebunan, atau lahan masyarakat. Umumnya tanaman porang sering disebut dengan iles-iles. Umbi porang berbeda dari umbi suweg dan walur. Umbi porang adalah umbi tunggal, biasanya berstruktur halus dan berwarna kuning-oranye. Umbi suweg berwarna putih, ungu, atau merah muda dan memiliki banyak mata tunas, sedangkan umbi walur berwarna kuning-oranye seperti umbi porang, tetapi memiliki banyak mata tunas. Karena ciri-ciri di atas, maka dapat dengan mudah dibedakan dari jenis konjak lainnya, terutama dari sifat umbinya yang hanya dimiliki porang, dan jika tidak ada umbinya maka dapat ditentukan bahwa tanaman tersebut bukan porang.

            Umbi porang memiliki potensi teknis dan komersial di bidang medis, industri dan makanan. Kandungan glukomanan dari porang mencapai 45-65%. Umbi porang kaya akan glukomanan yang disebut konjak glukomanan (KGM). KGM banyak digunakan di Asia sebagai makanan tradisional  seperti mie, tofu dan jelly. Tepung konjak adalah salah satu makanan tersehat di Jepang dan disebut "konyaku". Manfaat tepung konjak atau KGM antara lain menurunkan kolesterol darah, memperlambat pengosongan perut, dan mempercepat rasa kenyang, sehingga cocok untuk makanan diet dan penderita diabetes sebagai pengganti agar-agar dan gelatin. Tidak seperti tepung terigu dan tepung beras, konjak sendiri dikenal kaya akan serat makanan. Untuk alasan ini, konjak shirataki  memiliki rasa yang lebih kuat tetapi lebih sedikit karbohidrat.

            Demikianlah informasi umbi porang yang menjadi primadona bagi masyarakat kawasan kabupaten Semarang. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun