Mohon tunggu...
risda yani
risda yani Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa di Universitas Halu Oleo Kendari jurusan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jauhi Perilaku Sedentari, Jika Anda Ingin Sehat

2 Desember 2014   09:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:16 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perilaku sedentari adalah perilaku seseorang yang menunjukkan kurang melakukan aktivitas fisik atau perilaku yang tidak banyak gerakan. Perilaku sedentari ini tergolong perilaku santai antara lain duduk, berbaring, dan lain sebagainya dalam sehari-hari baik di tempat kerja (kerja di depan komputer, membaca, dll), di rumah (nonton TV,main game, dll), di perjalanan /transportasi (bis, kereta, motor), tetapi tidak termasuk waktu tidur.

Perkembangan zaman yang memberikan banyak perubahan terhadap pola hidup manusia saat ini sungguh mencengangkan, itulah dampak dari perkembangan teknologi yang begitu dahsyat. Semakin menjadikan manusia kurang beraktifitas karena semuanya telah di bantu oleh teknologi. Di mulai dari gedung-gedung perkantoran yang sudah jarang menggunkan tangga manual dan beralih ketangga lift, membuat orang – orang yang bekerja ditempat tersebut tidak lagi mengelurkan tenaga ketika berjalan, kerena hanya denga berdiri sebentar mereka sudah akan berpindah tepat dari lantai pertama kelantai kelima misalnya. Padahal jika menggunakan tangga manual mereka bisa melakukan aktifitas fisik seperti berjalan menaiki tangga sehingga mereka mengeluarkan tenaga bahkan sampai berkeringat, dan hal itu sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Munculnya teknologi canggih seperti smartphone, jaringan internet dimana – mana, kian memanjakan manusiasehingga mengurangi aktivitas fisiknya. Belanja bisa melaui on line, tinggal pesan saja kemudian di antarkan di tempat tujuan, aplikasi game yang begitu menarik untuk dimainkan maka tidak heran ada orang kecanduan dengan game sehingga waktunya dalam sehari lebih banyak di gunakan untuk bermain game. Hai lini bisa dilakukan dengan duduk atau berbaring dalam waktu yang lama, sehingga lagi – lagi mengurangi aktivitas fisik. Padahal aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk mengatur berat badan serta menguatkan system jantung dan pembuluh darah. Sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa prilaku sedentary ini merupakan faktor resiko munculnya berbagai macam penyakit, tidak menular.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul di simpulkan bahwa perilaku sedentari merupakan faktor risiko terhadap kejadian obesitas pada anak-anak sekolah dasar. Rata-rata durasi perilaku sedentari pada anak yang obes lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak obes. Berdasarkan tempat tinggal, rata-rata durasi perilaku sedentari pada anak obes di kota lebih tinggi dibandingkan yang di desa.

Yah, dimulai dari anak – anak hingga orang tua, cenderung berperilaku kurang aktif. Kenyataan ini memang benar karena melihat kebiasaan anak – anak yang tinggal di kota lebih disibukkan oleh main game yang membuat mereka duduk berjam – jam, kebiasaan menonton televisi yang berlebihan, sehingga dari sini menjadikan mereka kurang melakukan aktivitas fisik. Perilaku jajan yang berlebihan kemudian dibarengi dengan perilaku sedentary merupakan faktor resiko dari terjadinya penyakit obes dikalangan anak – anak. Berbeda dengan anak – anak yang tinggal di desa mereka cenderung banyak melakukan aktivitas fisik, misalnya pergi di kebun bersama orang tua atau bermain dengan permainan tradisional yang notabene lebih banyak melakukan aktifitas fisik, misalnya berlari, main petak umpet, dan lain-lain.

Dalam laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 tersebut menunjukkan bahwa proporsi aktivitas fisik tergolong kurang aktif secara umum adalah 26,1 persen. Terdapat 22 provinsi dengan penduduk aktivitas fisik tergolong kurang aktif berada diatas rata-rata Indonesia. Lima tertinggi adalah provinsi penduduk DKI Jakarta (44,2%), Papua (38,9%), Papua Barat (37,8%), Sulawesi Tenggara dan Aceh (masing-masing 37,2%). Dari data ini terlihat jelas bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih tergolong kurang aktif dalam melakukan aktivitas fisik. Sementara kurangnya aktifitas fisik dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit tidak menular, seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi, dan lain – lain, yang biasa disebut dengan istilah newcommunicable desease. Maka inilah salah satu masalah kesehatan yang di alami oleh Negara Indonesia, membludaknya penyakit tidak menular yang disebabkan oleh life style dan perilaku tidak sehat, termasuk tingginya perilaku sedentari dikalangan penduduk Indonesia.

Sumber:

http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan_Riskesdas2013.PDF

http://olvista.com/kesehatan/apa-itu-pola-hidup-sedentari-sedentary-lifestyle/

http://jgdi.almaata.ac.id/perilaku-sedentari-sebagai-faktor-risiko-kejadian-obesitas-pada-anak-sekolah-dasar-di-kota-yogyakarta-dan-kabupaten-bantul/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun