Pesatnya perkembangan teknologi dan mengejutnya kondisi karena pandemi, merombak seluruh aspek kehidupan. Mulai dari kebiasaan yang tadinya selalu melalui interaksi beralih berseluncur dengan teknologi. Berbicara tentang dunia usaha, sangat kompleks kaitannya dengan cara berdagang dan bagaimana memperoleh keuntungan yang pasti tiap kali ada transaksi. Menilik soal belanja, Â Seberapa seringkah Anda pergi ke mall dibandingkan dengan berselancar internet? Bagaimana Anda membandingkan membeli produk melalui internet atau secara langsung?Â
Dua pertanyaan  mendasar ini bisa menjadi parameter untuk menentukan apakah masyarakat kita saat ini masih memilih jalur konvensional atau  lebih menyukai transaksi elektronik. Saya yakin sebagian besar segmen dari remaja hingga dewasa cenderung melakukan transaksi jual beli melalui internet dengan asumsi semakin banyak halaman atau website yang memfasilitasi transaksi online. Dari membeli pakaian, makanan, kosmetik, sepatu, peralatan rumah tangga, hingga membeli tiket pesawat dan menyewa akomodasi, semuanya lengkap dan mudah diakses melalui gadget atau smartphone. Sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat global, khususnya Indonesia. Hal ini juga didukung oleh alat pembayaran elektronik yang nyaman.
Pangsa pasar  bisnis online untuk manca negara juga sangat besar, sehingga bisnis online dapat menghasilkan keuntungan yang menggiurkan. Namun sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya untuk mempertimbangkan arti sebenarnya dari perdagangan reguler dan perdagangan online. Bisnis biasa secara umum dapat dipahami sebagai bisnis yang  kita semua kenal di sekitar kita. Dapat dilihat bahwa bentuk fisiknya nyata, misalnya tempat yang berupa warung, pertokoan, kios dan pusat perbelanjaan. Barang juga bisa dilihat  dan disentuh. Bertransaksi nya pun penjual dan pembeli bertatap muka langsung, pembayaran dilakukan di tempat sehingga konsumen langsung dapat menerima barangnya. Sedangkan bisnis online dapat diartikan sebagai bisnis yang tidak dapat di raba atau di rasa secara langsung.
Kita hanya bisa melihat bentuk fisiknya hanya melalui gambar atau video yang tersedia di laman situs jual beli di internet dan cara bertransaksinya pun penjual dan pembeli berkomunikasi melalui aplikasi chatting atau social media lain yang dapat mendukung komunikasi antara kedua belah pihak. Pembayarannya via transfer dan barang yang di pesan dikirim ke alamat konsumen melalui jasa kargo atau kurir.
Bisnis Online sendiri memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan bisnis konvensional seperti :
 1. Tidak perlu memiliki modal yang besar untuk memulai nya
 2. Tidak perlu memiliki tempat atau lapak berjualan
 3. Dapat menjalankan bisnis dimana saja dan kapan saja
 4. Konsumen dapat mengakses 24 jam
 5. Dapat bekerja sendirian tanpa perlu ada nya karyawan kecuali bisnis berskala besar
 6. Tidak perlu memiliki stok barang yang banyak , menyediakan sesuai pesanan
 7. Pekerjaan utama pun dapat di jalankan dengan baik tanpa terganggu
 8. Promosi yang di lakukan di media social di samping gratis dapat menjangkau seluruh dunia
 9. Sangat memungkinkan jika produk dagangan kita dapat dikenal hingga mancanegara
Berdagang baik secara online maupun offline, tetap memperhatikan ketelitian kita dalam memasarkan dan melakukan stok barang. Jangan sampai kita terlalu mengedepankan kemungkinan dan mengesampingkan kepastian, sehingga kedepannya kita akan rugi atau bahkan bangkrut. Sebagai perintis usaha yang baru beranjak sebaiknya pandailah dalam memilah dan memilih kemungkinan mana yang akan menghasilkan banyak cuan.
Ikutilah sistem reseller karena program ini sebenarnya mampu mengangkat level bisnis kita menjadi naik setingkat demi setingkat. Karena dalam per-reseller-an kita tidak di tuntut untuk mengeluarkan modal banyak dan ada beberapa supplier yang bersedia melakukan retur sehingga kerugian dalam bisnis kita dapat di minimalisir. Baik, langsung saja kita pahami tema topik di atas supaya kita tidak rugi dan cuan berhamburan.
Trik Auto kaya dengan Penerapan Sistem Kejar Kepastian dan Kesampingkan Kemungkinan :
1. Pastikan kita memiliki Supplier Proffesional yang bisa diajak retur barang dan tidak memiliki karakter yang julid.
2. Ikutilah program reseller supaya kita tidak keteteran dalam bermodal (terutama bagi perintis bisnis yang berangkat dari nol).
3. Apabila program reseller tidak ada, maka cerdiklah dalam berbelanja. Jangan terlalu banyak menimbun barang supaya model pakaian yang kita jual terus berganti tampilannya.
