Memutuskan menjadi guru merupakan salah satu keputusan terbesar dalam hidup saya, gejolak batin luar biasa untuk memutuskan mengubah haluan career path yang sudah saya rangkai dan saya perjuangkan selama ini. Sebelumnya saya merupakan employee worker yang tengah menggeluti karir saya di sebuah industri farmasi global.Â
Jika bercerita kilas balik pendidikan saya, dalam studi psikologi terdapat tiga fokus peminatan yang bisa ditempuh untuk merangkai jenjang karir diantaranya: pertama, Psikologi Industri dan Organisasi (Prospek karir sebagai HRD, Trainer, recruiter, & organizational development), kedua psikologi klinis (Prospek karir sebagai psikolog dan terapis) dan terakhir psikologi pendidikan.Â
saya telah mencoba menggeluti ketiga bidang tersebut selama lima tahun terakhir, dan saya belum menemukan kebahagiaan sebesar saya terjun didunia pendidikan. Saya menemukan kebahagiaan dari tawa-tawa kecil yang disuarakan oleh anak-anak saat selaan senda gurau ketika belajar bersama, dan terdapat rasa haru ketika saya melihat anak-anak yang saya bimbing giat dalam merangkai cita-citanya.Â
Panggilan hati ini ingin saya penuhi dengan rasa tanggung jawab. Saya segera menyiapkan diri untuk menyambut kesempatan berharga ini dengan memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan dan belajar dengan tekun serta sungguh-sungguh untuk menyiapkan diri menjadi guru profesional sehingga saya bisa mengambil peran dalam mencetak generasi negeri yang bertalenta, generasi yang mengalami tumbuh kembang secara optimal, serta generasi yang melek akan awareness kesehatan mental.
Jika ditanya terkait siapkah sosok guru yang telah menginspirasi saya? Saya memiliki dua guru yang menjadi role model saya, pertama Ibu Dewi Imroana yang merupakan guru saat saya berada di Taman kaman kanak kanak sekaligus Ibu saya, kemudian Bapak Supriyadi yang merupakan pembimbing lapangan ketika saya memimpin project pemberdayaan anak bernama "Taman Baca & Sekolah Nusantara", dimana project ini dilaksanakan selama 6 bulan di SDN Wonorejo 4 Pusung yang berada di bukit Singosari dengan tingkat putus sekolah yang tinggi.Â
walaupun menyandang sekolah negeri, SDN Pusung sangat jauh dari kata memadai, baik secara fasilitas pun terbatasnya SDM pengajar yang ada. disana kami membantu memperbaiki prasarana yang sudah rusak dan memberikan bantuan mengajar pada Pak Supri guru inspiratif yang dengan ikhlas memberikan pengajaran pada kelas 1-6 seorang diri, kegiatan ini kami laksanakan secara konstan setiap weekend selama 6 bulan penuh.Â
Hal yang sangat menginspirasi saya dari kedua sosok diatas adalah tekad besar dan keikhlasan dalam menginvestasikan diri baik dari segi waktu, usaha, maupun  materi dalam memberikan kontribusi mencerdaskan anak-anak bangsa yang memiliki keterbatasan akses pada pendidikan.Â
Dari kedua tokoh diatas pula saya belajar bahwasannya guru merupakan insan pembelajaran sepanjang hayat (long life learning) yang tak pernah berhenti untuk belajar. Serta learning poin berarti yang saya dapatkan adalah, saya menyadari bahwasannya kebahagiaannya saya akan sangat berarti ketika saya bisa mendorong orang lain untuk berdikari. Kedua tokoh diataslah yang menginspirasi saya menjadi guru muda bertalenta yang memiliki cita-cita mulia.Â