Oh.. Grab

Sebenarnya saya bukan pemakai aplikasi Grab yang setiap hari saya gunakan. Bahkan kalau boleh jujur saya baru menginstal aplikasi Grab di handphone saya beberapa bulan yang lalu. 

Hal itu dikarenakan antara lain kapasitas handphone saya yang tidak memadai sehingga handphone saya lemot dan jaringan internet yang ada di tempat tinggal saya juga lemot. Pertama kali saya mencicipi nikmatnya kemulusan perjalanan saya dengan Grab adalah saat lebaran atau hari raya Idul Fitri tahun 2017.

Waktu itu adalah lebaran hari kedua, pagi-pagi buta saya sudah sibuk mempersiapkan pakaian yang akan dibawa ke tempat adik saya yang tinggal di Buah Batu Bandung. Saya akan menginap disana dan merayakan lebaran bersama keluarga besar saya. Kebetulan kami belum memiliki kendaraan pribadi baik motor ataupun mobil jadi kami naik ojeg dari rumah menuju jalan raya. 

Sesampainya di jalan raya kamipun naik angkutan umum. Pertama kami naik bus dan dilanjutkan kembali dengan naik angkot. Akhirnya sampailah di gerbang perumahan dimana adik saya tinggal, setelah turun angkot kami naik ojeg lagi menuju rumah adik saya.

Aduuuh ... melelahkan ya .. turun naik angkot, ojeg, macet, ribet bawa anak, bawa barang, capek, yaa ... begitulah suka dukanya ingin berlebaran bersama keluarga. Kami pun disambut dengan keceriaan keluarga besar saya, tak terasa capekpun jadi hilang karena bertemu dengan adik-adik yang memang kita jarang bertemu bahkan bisa dibilang ketemu itu hanya saat lebaran tiba. 

Tapi ada rasa sedih yang muncul karena suami saya harus pergi lagi untuk mencari nafkah dan kesedihan saya itu sepertinya dirasakan juga oleh alam, karena tiba-tiba hujan mengguyur bumi ini. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat suami saya untuk mencari nafkah di hari lebaran.

Berhubung hujan terus turun, akhirnya adik saya menyarankan suami saya untuk pesan GrabCar, tapi suami saya menolak karena dia cuma sendirian jadi ga perlu naik mobil. Padahal saya sudah bilang karena hujan jadi naik mobil, tapi suami tetap ga mau. Jadi suami meminta dipesankan GrabBike saja, tapi tidak bisa karena GrabBike tidak boleh masuk ke wilayah ini disebabkan sudah ada ojeg. Akhirnya, suamipun menunggu hujannya agak reda dan meminta adik saya yang mengantar sampai ke jalan raya sehingga tidak perlu naik ojeg.

Hari-hari saya bersama keluarga besar begitu hangat, begitu banyak warna sehingga menambah keindahan hari raya Idul Fitri ini. Moment lebaran atau Idul Fitri memang kental dengan yang namanya pulang kampung jadi semua orang berusaha agar dapat pulang kampung, seperti halnya warga di lingkungan rumah adik saya sehingga suasana disini menjadi sunyi dan sepi, ditambah lagi warung-warung tutup, tukang jualan makananpun tidak ada yang lewat, hanya Mini Market saja yang buka itupun jauh dari rumah adik saya.

Malam itu kebetulan cuaca sangat dingin sehingga perutpun menjadi sangat lapar, berbagai keinginan muncul di malam itu untuk memuaskan rasa lapar yang menghantui. Ada yang pengen bakso, ayam panggang, pizza, dan banyak lagi. Akhirnya uangpun berbicara, sehingga diambil keputusan kalau malam itu kita akan membeli pizza. Makanan sudah dipilih tinggal siapa yang akan membelinya, akhirnya dirayulah adik kami yang bungsu untuk membelinya tapi tidak berhasil, hanya dia berkata "udah pake GrabFood aja ...",

saya jawab "memang bisa nyampe kesini ?",

"Ya bisalah" jawab adik saya.