Mohon tunggu...
Healthy

Perlunya Pendidikan HIV/AIDS di Kalangan Remaja Melalui Pendekatan Orangtua

18 April 2019   14:18 Diperbarui: 18 April 2019   14:49 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di Indonesia Human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immune deficiency syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan serius. Perkembangan kasus HIV/AIDS menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemkes) 2017, secara kumulatif tercatat sebanyak 102.667 kasus AIDS dan 280.623 kasus HIV positif (beritasatu.com).

Kalangan remaja pada dasarnya mempunyai sifat ingin tahu, jenuh dengan rutinitas, suka beraktivitas kelompok, mengikuti trend teman sebaya. Hal demikian sangat berpengaruh terhadap tindakan dan kebiasaan yang dilakukannya. Selain hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan, perkembangan IPTEK, media massa, sehingga remaja dapat mudah mengakses informasi melalui smartphone.  Dari perilaku ini kita bisa lakukan  pendekatan untuk mencegah penularan HIV. Remaja harus dirangkul pada usia dimana mereka mulai sadar secara sexual. PBB menggunakan istilah generasi muda pada usia 10-24 tahun.

Mengapa kalangan remaja rentan terinfeksi HIV? Pada dasarnya usia remaja, memasuki masa pubertas dimana akan mulai ada sikap tertarik dengan lawan jenis. Remaja mulai jatuh cinta, berpacaran, dan muncul gairah seksual. Akan tetapi,  remaja pada saat ini belum matang secara emosional. Tanpa pengetahuan yang benar, remaja akan rentan untuk melakukan seks berisiko dan tertular HIV.

Pendekatan yang dapat dilakukan terhadap remaja adalah bagaimana cara bersikap bijak dalam pergaulan, baik dengan lingkungan maupun melalui media massa/ smartphone dan memberikan sosialisasi pendidikan tentang HIV /AIDS, seperti pengertian, tanda dan gejala, cara penularan, dan cara pencegahannya.

Pendidikan tidak hanya diberikan melalui sekolah atau pendidikan formal saja, akan tetapi dapat dilakukan oleh setiap orang tua terhadap anaknya dengan membekali ilmu pengetahuan tentang HIV/AIDS, dimana orang tua akan lebih tahu karakter anak dan dapat memantau pergaulan anak dalam kesehariannya, sehingga dapat dilakukan dengan pendekatan moral dan agama dalam penyampaian masalah HIV/AIDS.  

Pendidikan yang diberikan di kalangan remaja diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi sejak dini agar terhindar dari perilaku berisiko HIV/AIDS. Perilaku berisiko tersebut diantaranya: melakukan seks bebas, mengkonsumsi minuman keras, menggunakan narkoba, menggunakan jarum suntik bergantian, dll.  Pengetahuan yang dimiliki remaja tersebut diharapkan remaja bisa mengaplikasikan dalam kehidupannya dan dapat membentuk pribadi dan karakter positip dalam diri remaja, sehingga bisa menjadi generasi gemilang penerus bangsa yang bermartabat, sehat jasmani dan rohani serta berakhlaq mulia.

Ririen Dwi Ratnaningsih, NIM: I1F018013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun