Mohon tunggu...
Rara Ririn Budi Utaminingtyas
Rara Ririn Budi Utaminingtyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Politeknik Negeri Semarang

Hobi membaca, memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Masyarakat dengan Batik Eco Print

17 Desember 2022   11:24 Diperbarui: 17 Desember 2022   11:40 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN BATIK ECOPRINT

Dra. Rara Ririn Budi Utaminingtyas, M.Si

Dosen Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Semarang

Batik adalah kain Indonesia bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam (lilin) pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait. Batik dianggap sebagai ikon budaya penting di Indonesia. 

Seiring dengan perkembangan zaman, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Batik oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan  Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity), sejak saat itu, 2 Oktober ditetapkan sebagai , maka presiden menetapkan Kepres  Nomor  33  Tahun  2009,    bahwa setiap tanggal  2  Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Dengan demikian batik tidak hanya dikenal di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.

Eksistensi batik Indonesia sangat ditunjang oleh perkembangan batik itu sendiri baik dari segi keunikan motif, pewarnaan, makna simbolis yang terkandung, maupun harga batik di pasaran. Berbagai usaha  dilakukan oleh para perajin batik Indonesia untuk menjaga eksistensi Batik Indonesia adalah meningkatkan kualitas batik, keaneka ragaman corak /motif batik agar batik yang mereka produksi dapat tetap menarik perhatian konsumen. Salah satu cara adalah mengembangkan batik Ecoprint. Batik ecoprint ini merupakan salah satu jenis batik yang metode pembuatannya memanfaatkan pewarna alami dari tanin atau zat warna daun, akar atau batang yang diletakan pada sehelai kain, kemudian kain tersebut direbus/ dikukus.

Keberadaan batik saat ini tidak lagi digolongkan sebagai mode yang ketinggalan zaman tetapi mampu mengikuti trend mode masa kini karena semakin beragamnya motif dan desain yang ada. Untuk itulah banyak sekali bermunculan pengrajin batik yang baru yang ada di Indonesia, tak terkecuali UKM yang ada di Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik Semarang. 

Salah satu UKM handycraf Jenny Collection Semarang,  saat ini sudah mempunyai usaha yang cukup besar dan bervariatif mulai dari souvenir untuk pernikahan, hantaran, parsel hari raya dan berbagai handycraf lainnya. Akhir-akhir ini banyak  permintaan dari konsumen tentang handycraf yang berbahan dasar batik ecoprint, namun permintaan tersebut belum bisa dipenuhi, karena belum tahu dan belum bisa membuat Batik Ecoprint. 

Untuk mendukung perkembangan UKM tersebut diadakan pelatihan yang merupakan kegiatan pengabdiaan kepada masyarakat dari tim Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Semarang terdiri dari 4 orang Dra. Rara Ririn Budi Utaminingtyas, M.Si (Ketua), Dra, Rif'ah Dwi Astuti, M.M, Dra. Saptianing, M.M, Sri Eka Sadriatwati, S.Sos, M.M telah dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 14 Agustus 2022. Dalam kegiatan ini tim pengabdian bekerja sama dengan Ibu Sulistia Rahayu dan mbak Pintya Dwanita Ayu Prathesti dari Batik Prathesti yang berpengalaman dalam membuat batik Ecoprint sebagai pelatih.

          

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah program pemberdayaan masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga, mengingat batik Ecoprint lebih mudah dibuat, dengan bahan-bahan dan pewarna alami yang mudah didapat disekitar tempat tinggal,  setelah mengikuti program pengabdian ini peserta  mampu, Membuat handycraf dengan  batik ecoprint, dan Polines membantu meningkatkan kualitas  pengrajin Handycraf menjadi lebih profesional dalam melayani pelanggan dan mampu bersaing di pasaran.  Dengan demikian memberi nilai tambah secara ekonomi bagi ibu-ibu peserta, dan meningkatkan pendapatan keluarga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun