Mohon tunggu...
RIRIL ERLINA
RIRIL ERLINA Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris - SMP Negeri 2 Kedungwaru Tulungagung Jawa Timur

Be HAppy, Be HeALthy, Be YOu and Be ORiGinaL

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice

22 Januari 2023   23:32 Diperbarui: 22 Januari 2023   23:40 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING DAN PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) KELAS VII SMP NEGERI 2 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2022-2023

Oleh: Riril Erlina, S.Pd.

Dalam pembelajaran bahasa Inggris, menulis adalah salah satu cara untuk mengomunikasikan sebuah ide dalam bentuk teks, tetapi sebagian besar siswa belum dapat menulis dengan baik bahkan dalam sebuah paragraf yang sederhana.

Berdasarkan hasil pengamatan, kajian literatur dan wawancara dengan beberapa rekan guru sejawat, penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks deskriptif, adalah sebagai berikut:

  • Siswa merasa kesulitan menentukan ide, kemudian mengembangkannya menjadi paragraf deskriptif.
  • Siswa kurang tertarik dalam kegiatan menulis karena guru belum menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi serta inovatif.
  • Banyak siswa yang belum mencapai KKM.
  • Pembelajaran hanya berpusat kepada guru.
  • Guru belum memaksimalkan pemanfaatan teknologi informatika (TIK) dalam pembelajaran.

Praktik baik ini perlu dilakukan karena siswa memerlukan metode yang tepat dalam menulis teks deskriptif. Penggunaan metode yang tepat bisa memudahkan siswa dalam memahami sebuah teks sehingga meningkatkan kreativitas serta keterampilan dalam menulis. Meskipun banyak metode pembelajaran yang telah dikembangkan oleh praktisi pendidikan, metode yang dianggap cukup mendukung dalam menulis teks deskriptif adalah Mind Mapping dan Picture Word Inductive Model (PWIM).

Situmorang (2012) mengatakan bahwa Mind Mapping memiliki beberapa kelebihan yaitu melihat keseluruhan gambar dengan mudah, membantu otak mengatur, mengingat, membandingkan, dan menghubungkan, memfasilitasi penambahan informasi baru, meninjau dengan cepat.

Sedangkan metode Picture Word Inductive Model (PWIM) memberikan siswa contoh gambar nyata: orang, binatang dan benda, untuk mempelajari teks deskriptif dengan cara membangun sebuah kerangka berfikir untuk membuat sebuah teks deskriptif yang bagus dan menarik. Selain itu, praktik baik ini diharapkan mampu memperbaiki hasil belajar siswa sekaligus menginspirasi serta memotivasi rekan guru yang lain dalam membuat inovasi baru serta meningkatkan kreativitas dalam mendesain pembelajaran yang lebih berpusat kepada siswa. Sebagai guru saya memiliki tanggung jawab dalam proses pembelajaran dan keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran harus efektif dan efisien agar hasil belajar siswa juga lebih maksimal.

Adapun tantangan dalam mencapai tujuan tersebut adalah:

  • Pemilihan model serta media pembelajaran yang tepat dan menarik, yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dan karakteristik siswa.
  • Metode Mind Mapping dan Picture Word Inductive Model (PWIM) membutuhkan persiapan serta proses pelaksanaan yang sedikit lebih lama.
  • Guru harus mampu membangkitkan semangat serta motivasi belajar siswa melalui proses pembelajaran yang menyenangkan.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, langkah-langkah yang dilakukan adalah:

  • Pemilihan model dan metode pembelajaran yang menarik.
  • Mempersiapkan media yang dibutuhkan seperti LKPD dan PPT untuk bahan presentasi, serta vidio yang mendukung proses pembelajaran.
  • Menyiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
  • Dibutuhkan kerjasama yang baik antara rekan guru dan siswa, yang membantu pada saat proses pengambilan vidio.
  • Memaksimalkan kegiatan pengelolaan kelas, misalnya: membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil secara heterogen, sehingga lebih menghemat waktu dan memberi kesempatan kepada semua siswa secara menyeluruh dalam hal praktik menulis teks deskriptif.

Strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran, adalah: 

  • Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah Saintifik yang terintegrasi dengan TPACK.
  • Menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan metode pembelajaran diskusi, ceramah, tanya jawab, Mind Mapping dan Picture Word Inductive Model (PWIM).
  • Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan menarik yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa, yaitu menggunakan vidio pembelajaran, slide presentasi.
  • Menyusun bahan ajar, LKPD serta menyiapkan media pembelajaran.

Proses yang dilakukan untuk pelaksanaan PPL Aksi 2 ini adalah menyusun perangkat pembelajaran mulai dari menyiapkan RPP, menyusun bahan ajar, membuat media pembelajaran, LKPD yang menarik dan menyenangkan, serta menyusun kisi-kisi, instrumen dan rubrik penilaian. Sedangkan yang terlibat dalam PPL Aksi 2 ini, adalah:

  • Siswa sebagai pusat pembelajaran .
  • Guru sebagai fasilitator.
  • Dosen dan Guru Pamong sebagai pembimbing dalam proses melaksanakan pembelajaran PPL Aksi 2.
  • Kepala sekolah yang mendukung kegiatan PPL Aksi 2.
  • Rekan sejawat yang membantu dalam proses pelaksanaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun