Mohon tunggu...
Indah Febriany
Indah Febriany Mohon Tunggu... -

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Shellvpower - Tema 1 - Catatan Perjalanan – Jelajahi Kemolekan Tanjung Api Ampana

29 Agustus 2013   16:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:38 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin belum terlalu banyak orang yang pernah berkunjung ke sebuah tempat wisata alam, yang terletak di Ampana, Tojo Una-una. Mendengar daerah dengan nama Ampana saja, tidak semua orang yang bisa menebak, dimana lokasi tepatnya. Masuk dalam provinsi apa? Dan berapa lama waktu yang dibutuhkan, jika kita memilihnya menjadi salah satu destinasi untuk liburan kali ini.

Perjalanan akan saya mulai dari kota Palu, Sulawesi Tengah. Dari bandara Mutiara kota Palu, saya akan langsung melanjutkan perjalanan menuju salah satu Kabupaten Tojo Una-una, tepatnya sebuah kota kecil bernama Ampana. Perjalanan bisa ditempuh dengan menggunakan mobil bus atau kalau mau lebih sedikit nyaman, mobil travel yang memuat sekitar 9 (Sembilan) penumpang, bisa dijadikan pilihan yang tepat. Dan, kali ini, saya yang berkunjung dengan keluarga, saya lebih memilih menggunakan mobil travel.

Lama perjalanan yang akan ditempuh, terbilang cukup lama. Ini lantaran, kondisi beberapa jalan yang tidak begitu mulus, belum lagi jalan yang berkelok-kelok dan menanjak mengharuskan mobil berjalan stabil di kecepatan 60 hingga 70 kilometer/jam. Jika tidak ada hambatan yang berarti, perjalanan menuju Ampana, hanya memerlukan sekitar 6 sampai 7 jam.

Ampana merupakan kota kecil yang terletak pinggir pantai. Penduduknya yang ramah dan udaranya yang masih segar, membuat semua pengunjung yang memilih tempat ini menjadi tujuan wisata tidak akan menyesal. Jika Anda penggemar makanan laut, seperti berbagai jenis ikan, Ampana merupakan surganya biota laut. Selain keindahan alam, penduduk yang ramah, dari kota inilah kita juga bisa pergi ke suatu tempat yang di sebut Tanjung Api.

Tanjung api yang masuk dalam wilayah kabupaten Tojo Una-una ini, merupakan tempat yang sangat eksotis. Selain masuk sebagai salah satu tempat yang wajib dikunjungi jika event tahunan bertajuk “Kemilau Sulawesi” digelar, tempat ini masih menyimpan seribu satu misteri yang membuat decak kagum para pengunjung yang memutuskan untuk mampir ke tempat ini.

Rasa penasaran akan cerita keberadaan tempat istimewa ini, membawa langkah saya dan keluarga untuk ikut dalam sebuah petualangan yang sangat mengagumkan. Dari pelabuhan Ampana ke Tanjung Api transportasi yang dapat digunakan adalah perahu motor tradisional. Jaraknya yang cukup lumayan yakni 13 km dari bibir pantai pelabuhan Ampana, membuat semua pengunjung lebih memilih jalur laut dibandingkan jalur darat untuk sampai ke Tanjung Api.

Perahu katinting dapat disewa Pergi-Pulang (PP) seharga Rp. 350.000 yang bisa memuat sebanyak 10 orang. Dari pelabuhan Ampana kita akan menembuh perjalanan laut yang menakjubkan selama 15 sampai 25 menit. Laut yang jernih, membuat mata bisa langsung menyaksikan keelokan terumbu karang dan coral yang sangat memanjakan mata. Ikan-ikan kecil berwarna cerah akan kita jumpai sepanjang perjalanan menuju Tanjung Api.

Perahu yang ditumpangi tidak bisa merapat hingga bibir pantai, ini lantaran banyaknya karang di dasar laut tidak memungkinkan perahu kayu merapat. Jika diperhatikan, Tanjung Api ini cukup mengagumkan. Keheningan yang menyambut kami membuat suasana semakin seru dan sedikit mencekam. Pasir putih dan beningnya air laut menambah ke eksotisan tanjung yang tak berpenghuni ini. Rimbunnya daun-daun dari berbagai jenis pohon yang hidup di atasnya membuatnya tampak sangat hijau dari kejauhan.

Keistimewaan yang paling ditunggu-tunggu, yakni api pijar yang keluar secara alami dari dalam tanah, setiap kali tanah di tanjung ini di keruk. Jika kita melangkahkan kaki dan merapat ke sebuah karang besar pada salah satu sisi Tanjung ini, bisa kita dengar bunyi letupan bara api yang mencari jalan untuk keluar.

Jika dilihat dari fenomena alam di tanjung ini, kemungkinan masih tersimpan Liquid Natural Gas (LNG) atau gas pijar alam dalam jumlah yang besar. Namun sayang, kekayaan didalamnya tidak bisa dieksploitasi mengingat tempat ini sudah diresmikan menjadi cagar alam yang dilindungi pemerintah pada Februari 1977.

Biar liburan kali ini tambah seru dan menegangkan, disarankan untuk membawa beberapa telur yang belum dimasak, atau membawa bahan makanan mentah untuk dimasak di tempat ini. Anda dan keluarga hanya tinggal mengeruk pasir, tidak usah terlalu dalam, maka wussshhhh.. api alami akan keluar dari dalam tanah. Anda hanya perlu mengumpulkan ranting-ranting pohon untuk membuat api semakin besar yang akan membantu Anda untuk memasak. Telurnya cukup dimasukkan dalam galingan tadi, lalu kemudian ditutup kembali dengan tanah. Tunggu sekitar sepuluh menit, telur sudah matang.


Waktu yang tepat untuk mengunjungi tempat ini, yakni ketika sore menjelang malam. Ini lantaran, pijaran api akan terlihat lebih jelas. Pemandangan matahari tenggelam-pun akan membuat moment romantis tak terlupakan. Kekusaan Sang Pencipta bisa kita lihat dengan nyata di tempat ini. Api terus saja keluar dari dalam tanah, namun hutan yang mengelilingi Tanjung api tidak ikut terbakar.

Jika Anda termasuk orang yang suka wisata alam, di sepanjang jalan menuju tanjung api banyak terdapat tempat penangkaran ikan yang dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Dijamin, liburan Anda dan keluarga jadi sangat istimewa dan tak terlupakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun