Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Faktor "Rasa" dalam Elektoral, Prabowo Menang!

7 Desember 2018   13:34 Diperbarui: 7 Desember 2018   14:10 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompas.tv/

Seru! Itu jawaban saya, ketika seorang teman bertanya mengenai proses kampanye pilpres 2019. Dan tulisan ini tidak bertujuan apapun, selain menyimak keseruan tersebut. Terutama tentang pendukung ke dua pasang calon presiden.

Saya bukan pengamat politik, apalagi peneliti. Ini analisis amatiran hasil omongan di warung pojok, dicampur sedikit bacaan, dan sepotong renungan kopi pahit tanpa roti. Nah sampai di sini, daripada nanti anda sakit hati, mending jangan dilanjutkan membaca.

Tapi kalau tetap lanjut membaca, jangan salahkan saya.

Begini, pendukung ke dua pasangan menurut saya ada 3 (tiga) golongan. Pertama golongan diehard. Mereka ini cinta mati kepada salah satu calon. Mau di apakan juga percuma. Jokowi mau disebut apa juga tetap pilih Jokowi. Sebaliknya, diehard nya Prabowo tidak akan bergeming, apapun yang terjadi, Prabowo harus dipilih.

Jadi, ini sudah sampai tahap "mengimani", tidak bisa dipengaruhi. Harga mati!

Golongan yang lain adalah yang sebaliknya. Mau Jokowi kek, mau Prabowo nek, tidak ada bedanya. Toh gua mesti cari makan sendiri juga. Sama saja menurut mereka. Saya menyebutnya golongan "Ora urus". Mereka ini kalau sudi ke kotak suarapun yang dicoblos bisa dua-duanya, atau malah dibawa pulang untuk cinderamata.

Walaupun kalau tidak kronis sekali, golongan ini masih bisa berubah pikiran. Dan berubah pikirannya juga karena kehendak sendiri, bukan hasil kerja tim pemenangan apalagi kampanye. Golongan ini juga harus dibiarkan saja, kalau terlalu agresif didekati, malah akan berbalik memilih calon lainnya. Mereka tipe yang membebaskan diri dari bentuk afiliasi apapun.

Yang terakhir adalah golongan yang memang masih menimbang-nimbang. Golongan galau ini masih bisa dipecah menjadi 2 (dua) sub golongan. Sub golongan pertama adalah penimbang data. Sisanya sub golongan penimbang rasa.  Golongan inilah yang seharusnya disasar oleh tim pemenangan ke dua calon presiden. Percuma orasi di depan diehard yang sudah jelas pilihannya.

Sia-sia juga bicara kepada mereka yang "ora urus".

Golongan penimbang data, mungkin tidak terlalu banyak dibanding dengan golongan penimbang rasa. Jadi sasaran utama kampanye harusnya sub golongan penimbang rasa ini. Karena merekalah pemilih yang menentukan.

Untuk apa menyampaikan program berisi data-data kepada calon pemberi suara yang dari awal memang tidak tertarik dengan data? Justru yang harus dilakukan adalah membangun rasa. Rasa kecewa, rasa dibohongi, rasa ditindas, rasa negatifnya kepada calon sebelah. Dan pada saat yang sama membangun rasa bangga, rasa senasib, rasa gagah, rasa lebih internasional kepada calon yang diusung. Dalam konteks ini, Tim Prabowo jauh lebih jeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun