Analisis pendekatan ekologi politik dan ekofeminisme menawarkan perspektif yang lebih luas dan komprehensif dalam memahami permasalahan lingkungan di Indonesia. Pendekatan kedua ini memandang isu lingkungan sebagai produk dari hubungan kekuasaan yang timpang dan memicu kerusakan alam serta menjatuhkan perempuan.
Ekologi politik memandang isu lingkungan sebagai hasil dari hubungan kekuasaan yang timpang, di mana kepentingan politik dan ekonomi elit seringkali mengalahkan kepentingan masyarakat marjinal dan kelompok rentan. Pendekatan ini mendorong analisis kritis terhadap kebijakan pemerintah, praktik industri, dan struktur sosial yang mendasari degradasi lingkungan. Dalam hal ini, ekologi politik menunjukkan bagaimana perusahaan besar dan pemerintah pada akhirnya menggusur masyarakat adat demi kepentingan ekonomi, serta bagaimana regulasi lemah dan penegakan hukum yang tidak tegas memungkinkan pencemaran lingkungan terus terjadi.
Sebaliknya, ekofeminisme menjelaskan eksploitasi alam dengan memikirkan perempuan. Sistem patriarki yang mendominasi masyarakat modern memicu eksploitasi alam dan degradasi lingkungan. Perempuan, yang hubungannya erat dengan alam dan pengasuhan, seringkali menjadi pihak yang paling terpengaruh oleh kerusakan lingkungan. Ekofeminisme menunjukkan bagaimana perempuan adat seringkali menjadi korban utama deforestasi, kehilangan sumber daya alam dan peran tradisional mereka, serta bagaimana perempuan menanggung beban kesehatan yang lebih besar akibat polusi laut.
Dalam analisis kasus lingkungan di Indonesia, pendekatan ekologi politik dan ekofeminisme menawarkan perspektif penting untuk memahami akar permasalahan. Dengan memahami hubungan kekuasaan dan ketidakadilan yang mendasarinya, kita dapat merumuskan solusi yang lebih adil dan berkelanjutan. Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah pengambilan partisipasi masyarakat, memberikan suara kepada masyarakat marjinal dan kelompok rentan dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan.
Dalam sintesis, analisis pendekatan ekologi politik dan ekofeminisme menunjukkan bahwa permasalahan lingkungan di Indonesia tidak hanya berupa isu teknis, tetapi juga berupa isu sosial dan politik yang memerlukan pendekatan yang lebih luas dan komprehensif. Pendekatan kedua ini memandang isu lingkungan sebagai produk dari hubungan kekuasaan yang timpang dan memicu kerusakan alam serta melemahkan perempuan, serta menawarkan solusi yang lebih adil dan berkelanjutan melalui penguatan partisipasi masyarakat dan perubahan struktur sosial yang mendominasi masyarakat modern.
