Perkenalkan, saya adalah orang profesional yang berkaitan dengan sahur di alam bawah sadar. Adegan berbahaya ini tidak untuk ditiru kecuali sesama profesional.
Tidak semua orang bisa mencapai tingkat keahlian ini, keahlian ini merupakan keahlian pasif yang saya sendiri bahkan tidak sadar saat memasuki mode ini.
Butuh pengalaman bertahun-tahun, latihan keras, dan ketahanan tingkat dewa untuk sampai ke level ini. Namun, kemampuan ini akan memudar seiring berkumandangnya adzan Subuh.
Dari Amatir ke Profesional
Kesananya akan lebih serius, jadi saya beri tahu sekali lagi bahwa tulisan ini hanya untuk profesional yang sudah mengalami atau memahami kejadian tersebut.
Dulu, saya hanyalah seorang pemula dalam dunia persahuran. Alarm sahur sering menjadi musuh terbesar, dan kantuk lebih menggoda daripada sepiring nasi goreng hangat.
Ada masa-masa di mana saya bangun hanya untuk menemukan segelas air putih dan seteguk niat sebagai menu utama sahur.
Bahkan, di beberapa Ramadan tak jarang saya baru sadar sudah melewatkan sahur setelah mendengar adzan subuh berkumandang, yang disambut dengan tangisan perut dan tatapan kosong penuh penyesalan.
Tapi seperti kata pepatah, Practice makes perfect. Setelah bertahun-tahun jatuh bangun, saya kini telah mencapai tingkat sahur yang tidak membutuhkan kehadiran saya secara fisik.
Inilah konsep revolusioner yang saya sebut Sahur di Alam Bawah Sadar.
Teknik Rahasia, Pemula Jangan Ikutan
Sahur di alam bawah sadar bukanlah sesuatu yang bisa dicapai dalam semalam (secara harfiah dan figuratif). Butuh latihan dan penguasaan teknik.
Yang pertama adalah coba fokus ke mode auto pilot. Saat alarm berbunyi, tangan saya secara otomatis mencari gelas air dan makanan ringan tanpa perlu perintah dari otak.
Saya masih setengah tertidur, tapi entah bagaimana tubuh saya tahu bahwa ada ritual yang harus dijalankan.
Kadang-kadang saya baru sadar setelahnya bahwa saya sudah makan, meskipun tidak ingat menu apa yang masuk ke perut.
Setelah itu terima saja makanan yang masuk ke mulut dan hayati sensasi sampai terasa kenyang. Dengan berlatih menghayati sensasi kenyang saat tidur, saya tidak perlu repot-repot makan sahur secara fisik.
Dua trik tersebut sudah cukup dan lakukan terus menerus. Setelah cukup lama berlatih, tubuh akhirnya menerima kenyataan bahwa sahur bisa terjadi di alam bawah sadar.
 Inilah keahlian tingkat profesional yang tidak bisa dipelajari di sekolah mana pun.
Kritik dari Dunia Nyata
Tentu saja, teknik ini tidak lepas dari kritik. Para ahli gizi mungkin akan menyebutnya sebagai metode yang tidak bertanggung jawab dan sangat tidak dianjurkan. Karena itu bahaya juga, siapa tahu bisa menelan sendok juga tidak ada yang tahu.
Bahkan orang-orang yang bersikeras bahwa makan sahur secara sadar lebih baik untuk tubuh. Sebagai profesional, saya hanya bisa tersenyum tipis sambil menyeruput teh.
Ketika teman-teman berbicara tentang menu sahur mereka, saya hanya bisa tersenyum dan berkata, "Aku sahur di dimensi lain." Respons mereka biasanya berupa tatapan bingung, kasihan, atau bahkan tertawa kecil sambil menyeruput teh.
Terkadang ada momen di mana tubuh saya tiba-tiba sadar di detik terakhir sebelum imsak, dan saya harus buru-buru meneguk air seperti unta kehausan di padang pasir.
Paling Terakhir
Meskipun saya telah menjadi profesional dalam sahur bawah sadar, saya tidak merekomendasikannya untuk semua orang. Teknik ini membutuhkan mental baja, latihan bertahun-tahun, dan kesiapan untuk menghadapi konsekuensi dunia nyata.
Sahur tetaplah sahur, entah itu dilakukan dengan penuh kesadaran atau di alam bawah sadar. Yang terpenting adalah niat dan usaha kita dalam menjalankan ibadah.
Jika ingin berlatih dan menjadi profesional silakan hubungi saya. Si yu. Adios.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI