Selain itu, saya menyadari bahwa terlalu banyak distraksi membuat Ramadan tahun lalu kurang bermakna. Media sosial, pekerjaan, dan berbagai urusan lainnya sering kali menyita waktu yang seharusnya bisa saya gunakan untuk beribadah atau sekadar menikmati ketenangan.
Berusaha Mencapai Ketenangan
Saya sadar bahwa ketenangan tidak datang begitu saja. Saya harus berusaha menciptakannya dengan cara yang sesuai dengan kondisi saya.
Terkadang, saya merasa terlalu fokus pada jumlah ibadah yang saya lakukan, bukan pada kualitasnya. Tahun ini, saya ingin lebih menikmati setiap ibadah, apapun itu ibadahnya.
Termasuk juga kegiatan yang saya lakukan di dalam Bulan Ramadan tahun ini, semoga saja bisa lebih tenang, bermakna, dan menyenangkan.
Saya ingin lebih banyak mendengar hati saya sendiri, lebih banyak berdoa dengan tulus, dan lebih banyak berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan.
Saya ingin Ramadan kali ini menjadi pengalaman yang benar-benar membekas, bukan hanya sekadar bulan yang berlalu begitu saja.
Akhir Kata
Saya tidak ingin menuliskan cerita yang terlalu banyak, karena mungkin nanti akan ada topiknya tersendiri di kemudian hari dan saya ini juga bagian dari berusaha menggapai sedikit ketenangan di Ramadan tahun ini.
Rugi rasanya jika tidak menyampaikan satu potongan ayat pada tulisan ini, terlebih di Bulan Ramadan.
 (QS Ar ra'd ayat 28)
Artinya: "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram".
Ketenangan di Ramadan bukan sekadar tentang mengurangi kesibukan, tetapi tentang memperbanyak kesadaran akan kehadiran-Nya.