Mohon tunggu...
Rio Carlos Evan Giri
Rio Carlos Evan Giri Mohon Tunggu... Lainnya - Difference between digital communication and analog!

Do good anyway, even though nobody appreciates you, nobody sees you, do good anyway, just for yourself, for others, and for the world; even if they don't reward you, do good anyway; even though you feel you may fail, do good anyway; just do your best whatever you can, don't expect perfect, mistakes are just another stepping stones to success, just continue on, maybe through mistakes you actually change the path to a better path; show appreciation to others if you can because other people like to be appreciated”

Selanjutnya

Tutup

Politik

apakah korupsi mempengaruhi Ekonomi,Sosial,Budaya,dan Politik?

17 September 2015   18:40 Diperbarui: 17 September 2015   18:43 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Indonesia hari ini adalah mengenai Ekonomi,sosial,politik dan budaya.

Dibalik kisruhnya masalah dollar yang bertengger hingga maslalah kasus politik ,lalu bagaimana kaitan akan gaya hidup dan mental masyarakat?

 

Indonesia yang disebut nusantara adalah negara yang kaya dengan sumber daya alam dan budaya,kekayaannya diakui oleh dunia hutanya sangat berdampak kepada dunia,lalu bagaimana mengenai kehidupan bangsa dan bernengaranya? dimulai dari pemerintah yang korupsi sampai ke anak-anak yang memutuskan untuk mengamen dan tidak melanjutkannya ke jenjang pendidikan sekolah dasar? lalu sebenarnya apa yang sedang terjadi?
ternyata korupsi yang terjadi dan bahkan kolusi dan nepotisme yang terjadi secara tidak langsung sedang merusak moral anak-anak bangsa,Karena mereka yang setiap harinya selalu melihat bahwa orang-orang yang mewakili mereka sendiri telah bertindak sewenang-wenangnya dan selalu rakus memakan uang rakyatnya.
lalu bagaimana yang terjadi jika anak berumur sudah 10 tahun mengerti korupsi yang selalu dilihat dan didengarnya? korupsi yang menjadi "extraordinary crime" ini telah mengerogoti mental masyarakat,bahwa "mencari uang halal itu adalah susah",negara yang penuh dengan kekayaan budaya dan sopan santun ini berubah,hanya karena satu kata yaitu "korupsi".
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab hanya bisa melempar sampah kehadapan rakyatnya yang berupa ajaran moral kotor dan tidak sehat.mungkin tidak semuanya, namun beberapa saja cukup mengoyangkan mental dan moral rakyatnya,Karena orang -orang yang harusnya diikuti dan diteladani ternyata menjadi boomerang tersembunyi.
sehingga secara psikologisnya korupsi mengajarkan orang mengenai ketidak perdulian dan kerakusan terhadap orang-orang lain.Uang yang harusnya menjadi dasar pembangunan dan kepenggurusan masyarakat terlantar hanya untuk masuk ke kantong dan perut buncitnya itu sendiri,masyarakat yang mengaspirasi justru tidak di dengar,hanya karena satu nama yaitu "korupsi".

Orang-orang yang memiliki ideologi perubahan harus duduk diam tak bersuara dan tidak bisa mengerjakan tanggung jawabnya sebagai mana seharusnya,hanya karena makelar-makelar hebat yang hanya mementingkan perut saja. Kekomersilan terjadi di rakyat kecil,apa saja dibuatnya komersil,hanya karena ada oknum yang tak bertanggung jawab membuat drama pertunjukan di layar kaca dengan aktor dan aktris yang selalu masuk keluar dari gedung KPK, sampai lembaga yang ingin menungkap kebenaran ingin digembosi.
itulah yang menajadi tontonan masyarakat setiap harinya,masyarakat yang tidak mengerti apa-apa tiba-tiba ditanamkan memori betapa nikmatnya korupsi dikepala mereka,sehingga masyarakat nusantara yang tadinya hidup berdampingan dan perduli satu dengan yang lain berubah menjadi masyarakat yang cinta uang "hasil korupsi".
Politik yang harusnya mengerakan roda kenegaraan harus berhenti hanya untuk memperebutkan gengsi dan kekuasaan kepentingan semata demi mengurusi kepentingan politiknya masing.
sedangkan rakyatnya mencari jati diri mereka,bagaimana mereka harus hidup dengan uang pas -pasan,mengkuliahkan anaknya dan mengsekolahkannya.

Mereka yang tidak mampu harus rela menjadi tukang parkir di depan depan ruko yang menariki uang Rp2000,lalu mental mereka adalah mental kemiskinan dan kekurangan,sehingga pendidikan mereka adalah pendidikan yang pas pasan saja,maka muncula budaya baru antar kampung bahwa cukup menjadi lulusan SD dan menjadi tukang parkir mereka akan hidup.
Ekonomi yang sulit membelokan budaya,akhirnya beberapa orang harus memiliki kehidupan yang egois dan mementingkan diri sendiri.
lalu bagaimana dengan anak cucu kita nanti?Apakah mereka punya cerita kehidupan mereka nanti? kita liat saja.
Mudah-mudahan masyarakat semakin pintar dan semakin banyak orang yang memilih untuk hidup benar dan cerdas,agar indonesia semakin maju.
mungkin jaman dahulu para pejuang yang berlumuran darah ketika memperjuangkan indonesia pernah berkata,suatu saat nanti indonesia pasti maju,mudah-mudahan itu semakin terjadi,terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun