Mohon tunggu...
Rio Ardiyansah
Rio Ardiyansah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Kata-Kata Tidak Cukup Empati: Pentingnya Memahami, Bukan Hanya Bicara

21 Februari 2025   06:06 Diperbarui: 20 Februari 2025   19:21 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bicara Itu Mudah, Tapi Memahami Itu Tidak Sederhana

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui situasi di mana kata-kata meluncur begitu saja dari mulut seseorang, tanpa mereka benar-benar memahami apa yang sedang kita alami. "Bicara memang mudah". Memberikan saran, komentar, atau bahkan kritik terasa ringan bagi sebagian orang. Namun, apakah mereka benar-benar paham dengan apa yang kita rasakan? Sayangnya, sering kali jawabannya tidak.

Tidak semua orang mampu memahami perspektif orang lain, terlebih jika mereka belum pernah berada dalam situasi serupa. Misalnya, ketika kita sedang menghadapi masalah besar atau perasaan yang rumit, banyak orang di sekitar kita mungkin datang dengan kalimat seperti, "Sabar saja", atau "Kamu pasti bisa melewati ini." Meski terdengar positif, kata-kata ini terkadang terasa hampa karena tidak disertai empati yang mendalam. "Saran tanpa pemahaman hanya akan menjadi formalitas, bukan dukungan yang tulus."

Manusia cenderung menilai sesuatu berdasarkan pengalaman pribadi mereka. Jika mereka belum pernah merasakan sakit, kecewa, atau perjuangan yang sama, sulit bagi mereka untuk benar-benar masuk ke dalam apa yang kita alami. Padahal, setiap orang memiliki cerita dan beban masing-masing. Apa yang terasa ringan bagi satu orang, bisa terasa sangat berat bagi orang lainnya. "Rasa sakit tidak pernah bisa diukur dengan standar yang sama."

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk saling belajar tentang empati. Empati berarti mencoba memahami perasaan orang lain, bahkan ketika kita tidak berada di posisi mereka. Tidak perlu selalu memberi solusi, terkadang mendengarkan dengan tulus sudah lebih dari cukup. Sebuah kalimat sederhana seperti, "Aku di sini kalau kamu butuh," bisa jauh lebih berarti daripada nasihat panjang lebar yang tidak relevan dengan situasi kita.

Pada akhirnya, "hidup bukan tentang siapa yang paling banyak berbicara, tetapi siapa yang mau mendengarkan dan memahami." Kata-kata memang memiliki kekuatan, tetapi tanpa empati, kata-kata hanya akan menjadi angin yang berlalu. Mari kita belajar untuk tidak hanya berbicara, tetapi juga memahami. Sebab, dunia ini akan terasa lebih indah jika kita saling mendukung dengan hati yang tulus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun