Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

1 Kesalahan Fatal Artidjo Alkostar, Kita Patut Bercermin!

2 Maret 2021   21:22 Diperbarui: 2 Maret 2021   21:43 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : kompas.com (Wisnu Widiantoro)

Judul tulisan di atas ini mungkin bisa menjadi sebuah pandangan bagi kita bersama untuk bisa membuat bangsa ini kian semakin maju lagi. Pasalnya tak ada yang bisa membuat bangsa ini maju selain daripada orang atau manusianya. Sebab sekalipun kita punya kekayaan sumber daya alam yang begitu melimpah, tapi kapasitas kapital manusianya tidak mumpuni maka mustahil kita bisa menjadi bangsa yang maju.

Apalagi khusus di bangsa kita ini, butuh banyak bidang yang harus segera dibenahi. Baik dari segi hukum dan aturan-aturan yang ada di dalamnya, baik dari segi pendidikan, keamanan, sosial dan bidang-bidang lainnya.

Khusus bidang hukum, maka Bapak Artijdo Alkostar bisa disematkan sebagai pejuang yang sangat tangguh untuk bisa menegakkan hukum setegak-tegaknya dan seadil-adilnya. Apalagi bagi para koruptor, beliau tidak akan segan untuk menjatuhi hukuman yang jauh lebih berat dari hukuman yang semula telah dijatuhkan dalam persidangan sebelumnya.

Pubik Indonesia tidak meragukan itu, dan dibeberapa media-pun sudah menuliskan tentang integritas beliau yang sangat kuat. Mampu menjaga marwah institusi yang beliau emban ketika berada disana.

Hingga para napi koruptor-pun beberapa waktu yang lalu seakan mendapatkan angin segar kala Bapak Artijdo tidak menjabat lagi sebagai Hakim Agung karena memasuki masa pensiun pertengahan 2018 lalu. Mereka sang para napi koruptor Ingin beramai-ramai mengajukan peninjauan kembali atas vonis hukuman yang sudah mereka terima.

Kembali ke topik pembahasan yang mau coba saya sampaikan kepada kita semua. Tentang apa yang menjadi kesalahan fatal dari sosok sang almarhum. Meskipun hanya satu tapi menjadi pembelajaran yang sangat penting bagi orang-orang yang punya kesempatan untuk menjadi pemimpin di bangsa ini.

Hal ini tentu berkaca kepada satu pernyataan Bung Karno berikut. Yang  pernah menyebutkannya  di dalam pidatonya yang bahkan sering kita kutip,  yakni  `... Beri aku 10 orang pemuda maka akan kuguncangkan dunia`.

Pernyataan tersebut bukan hanya sekedar sebuah slogan atau sebuah pernyataan semata. Tapi ada sebuah tekad yang kuat untuk bisa membalikkan keadaan di bangsa ini. Dari satu orang saja yakni dirinya, yang mampu mengubah nasib bangsa ini, apalagi dengan 10 orang muda yang akan dijadikan seperti beliau, bukan tidak mungkin bisa mengguncangkan dunia.

Artinya sosok Bung Karno telah melahirkan regenerasi kepemimpinan yang kokok dan jauh lebih kuat dibanding saat dirinya berkuasa.

Maka disinilah satu letak kesalahan fatal dari sosok Artidjo Alkostar. Yakni tidak membuat satu regenerasi kepemimpinan yang kuat dan jauh lebih berintegritas ada di bawahnya untuk dijadikan sama seperti dirinya atau kalau bisa lebih. Artinya pasca dirinya lengser waktu lalu, dan juga saat ada di dewas KPK, beliau seharusnya bisa meregenerasi sikapnya yang tidak pernah kompromi kepada yang namanya satu kejahatan yang paling kecil sekalipun.

Dan bukan hanya satu tapi 10 Alkostar baru muncul di bidang hukum, seperti pernyataan Bung Karno. Dimana jika seandainya ada 10 Alkostar baru yang muncul, maka bagaimanakah penegakan hukum dan keadilan yang akan terjadi di bangsa ini? Bayangkan bukan hanya di lembaga kehakiman, di lembaga-lembaga lain juga, seperti kejaksaan, dll, satu sosok Alkostar baru hadir maka tak perlu lagi meragukan hukum di bangsa ini.

Para calon koruptor tentu akan mikir seratus kali untuk melakukan tindak kejahatannya. Apalagi berani untuk melakukan penyuapan, karena hanya akan menggali kuburan sendiri.

Sebagai kesimpulannya, Bapak Alkostar memang telah tiada. Berharap meskipun beliau tidak sempat untuk memuridkan atau melahirkan sosok Alkostar yang baru, para generasi muda yang ada di bangsa ini, khususnya mereka-mereka yang akan terlibat di dalam hukum, tirulah beliau. Jadikan dirimu sosok Alkostar yang baru di bangsa ini. Yang tidak takut kepada tekanan-tekanan bahkan ancaman sekalipun. Berani dan terus berjuang untuk menegakkan hukum dan keadilan di bangsa ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun