Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pertanyaan Ridwan Kamil, Masa Tiap 5 Tahun Sekali Pemilu Memakan Korban?

24 April 2019   22:41 Diperbarui: 24 April 2019   22:42 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benar untuk pemilihan kali ini menjadi pemilihan terberat jika dibandingkan dengan pemilihan waktu-waktu lalu. Sebab memang beban berat pemilu kali ini mencakup semua hal para pejabat pengisi di konstitusi negara kita. Mulai dari pemilihan anggota legislatif di tingkat kabupaten dan kota bahkan pusat di DPR RI, kemudian pemilihan para anggota DPD dan juga pemilihan presiden dan wakil presiden.

Tentu benar apa yang disampaikan oleh Ridwan Kamil, Gubernur terpilih Jawa Barat di tahun 2018 lalu. Seperti pernyataannya berikut oleh kompas.com (23/4/2019).

"Saya harap dievaluasi penyelenggaraan pemilu ini. Masa kita setiap lima tahun mengorbankan nyawa manusia dengan sebuah pilihan teknis yang kurang tepat," kata Emil, sapaan akrabnya di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Selasa (23/4/2019).

Untuk pemilihan di tahun 2019 ini mencakup 5 jenis suara yang harus dicoblos oleh seluruh warga Indonesia yang sudah punya hak suara. Bukan hanya proses untuk mencoblosnya saja memakan waktu, bahkan untuk para petugas di tiap-tiap TPS jauh lebih banyak memakan waktu bahkan melebihi waktu-waktu jam kerja kita seperti biasanya.

Dan oleh sebab itu mungkin perlu bagi kita,khususnya KPU untuk bisa mengevaluasi secara keseluruhan bagaimana jalannya pelaksanaan pemilu di tahun ini. Sebab berdasarkan data KPU sendiri, seperti yang dilansir oleh kompas.com (23/4/2019), para anggota KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) yang tewas per hari ini, Selasa (23/4) berjumlah 119 orang. Sedangkan jumlah korban yang sakit berjumlah 548 orang. Jadi total petugas yang mengalami kedukaan mencapai 667 orang.

Adapun penyebab korban meninggal ataupun sakit diduga karena faktor kelelahan dan juga faktor kecelakaan. Dan seluruh korban tersebar di 25 provinsi di seluruh Indonesia. Korban tewas dari anggota KPPS tersebut jika dilihat dari laporan oleh KPU itu sendiri, maka provinsi penyumbang terbanyak adalah Jawa Barat. Dengan korban tewas mencapai 38 orang.   

Oleh karena itu harus ada evaluasi besar-besaran dari para penyelenggara pemilu kita, khususnya dalam hal persiapan pemilihan di tiap-tiap TPS-nya hingga pengamanan dari kotak dan hasil surat suara yang sudah dicoblos oleh warga Indonesia.

Sebab membandingkan dari sisi waktu saja, dengan pemilu-pemilu yang sebelumnya hanya mencoblos satu surat suara saja, waktunya sama dengan yang mencoblos 5 surat suara. Sehingga untuk penghitungan satu kotak suara saja memakan waktu hingga 3 jam.

Itu artinya dari sejak selesai atau penutupan pemilihan di pukul 1 siang jika di tambah 3 jam perkotak suaranya sudah termasuk unsur teknis dan tanda tangan masing-masing saksi hingga KPPS sendiri. Maka untuk 5 kotak suara tersebut akan selesai paling lama sekitar pukul 4 pagi di esok harinya.

Padahal pada masa pra pemilu di H-1 saja, berupa penyiapan supaya berdirinya TPS tersebut bisa memakan waktu sampai 24 jam kerja atau 1 hari full. Kemudian ditambah hari H dan penghitungannya hingga di H + 1, sampai kepada pengiriman dan pengawasan surat suara tersebut tiba di kecamatan bisa memakan waktu sampai H+2. Maka total kerja mereka bisa mencapai 4 x 24 jam di masa satu periode pemilihan di seluruh lini para pejabat dan legislator di bangsa ini.

Tentu dengan beban berat kerja seperti itu, capek dan faktor kelelahan akan menyerang tubuh yang sehat sekalipun. Apalagi kalau sudah ada gejala sakit tentu akan mempercepat gejala tersebut menjadi serangan yang mematikn.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun