Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sumut Berbenah di Tangan Edi, Indonesia Kian Siap Jadi Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045?

4 Maret 2019   16:22 Diperbarui: 4 Maret 2019   16:43 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan Edy Rahmayadi menjadi Gubernur Sumatera Utara  baru dibilang seumur jagung. Tapi siapa sangka berkat kekondusifan pemerintahan yang senantiasa ditunjukkan dan kemudahan akses yang betul-betul disiapkan oleh pemerintah Sumatera Utara (Sumut), maka akhir-akhir ini kita lihat betapa Sumatera Utara sangat siap untuk menjadikan Indonesia Lumbung Pangan Dunia di tahun 2045.

Seperti yang dilansir oleh analisa.daily.com (3/3/2019), Ekspor komoditas pertanian yang keluar dari Sumatera Utara ini, dalam jangka dua bulan terakhir saja, Januari hingga Februari 2019, nilai ekonominya mencapai lebih dari Rp 1 triliun melalui pintu Bandara Kualanamu.

Kepala Badan Karantina Ali Jamil bersama Wagubsu H Musa Rajeck Shah di sela acara pelepasan ekspor Sarang Burung Walet (SBW) ke Tiongkok serta komoditas lainnya di terminal Kargo Bandara Kualanamu, Jumat,(1/3). Dimana sebelumnya juga bersama Gubernur Sumut di Brastagi melepas komoditi Kubis ke Malaysia sebanyak 50 ton nilai eskpornya totalnya hampir Rp 1,5 triliun.

Dan hari ini saja 50 jenis komoditas yang akan di ekspor nilainya hampir Rp700 Miliar. Jadi ini artinya menurut kami bagian fantastis dan ini harus kita sampaikan pada petani Sumatera Utara. Dimana jika dirinci data komuditas pertanian yang dilepas dari Sumatera Utara yakni sarang burung walet 1.010 kg (1 ton), senilai Rp 41,4 miliar, Bubuk Daun Megkudu 3 ton senilai Rp420 juta, Lilium 5.156 kg senilai Rp7,7 miliar, Bunga Potong Dracena 393.000 batang senilai Rp 1,3 miliar.

Kemudian sebaran ekspor-ekspor pertanian lainnya juga seperti jengkol, pete, dan lain-lainnya juga sudah menjangkau pasar-pasar di Eropa dan Asia.

Maka melihat potensi yang ada itu, artinya, Sumatera Utara menjadi Provinsi terbesar nomor 4 di Indonesia untuk pintu-pintu eksportasi. Pesannya supaya mendorong para generasi milenial ke depan sebagai pelaku-pelaku usaha sehingga eksportir baru terus tumbuh terutama dari Sumut.

Alhasil Sumut ke depan menjadi daerah sentra produksi komoditas pertanian, yang bukan hanya menutupi kebutuhan daerah Sumatera Utara, kebutuhan Indonesia, bahkan ke depannya menjadi pengisi atau memberi makan luar negeri.

Hal ini bagian dari perjuangan mewujudkan cita-cita negera kita khususnya kementerian pertanian, menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045.

Sebab kita ketahui bersama, bahkan dalam kepemimpinan Edy juga beliau berupaya mengembalikan fungsi-fungsi dari Ruang terbuka Hijau. Yang fungsinya malah dijadikan sentra bisnis, seperti hal nya Medan Walk di lapangan Merdeka. Bahkan akan memperbanyak RTH-RTH tersebut ke beberapa daerah lainnya. Sebagai upaya untuk bisa memberikan suasana yang lebih sejuk bagi masyarakat Sumatera Utara.

Oleh kepemimpinannya, Sumut akan kian berbenah, baik menyiapkan warga sumut yang sehat, juga sekaligus menjadikan warga Sumut kian berproduksi, menjadi sentra pertanian yang bukan hanya skop Indonesia bahkan dunia.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun