Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rekreasi ke Pantai Lampuuk, Tambah Ilmu di Rumah Cut Nyak Dien #6

29 Oktober 2014   06:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:20 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_350510" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. Bungalou Lampuuk"][/caption]

Minggu, 26 Oktober 2014

Pantai Lampuuk

Hari minggu adalah hari yang pas untuk berjalan-jalan. Hari ini adalah hari yang full. Karena seluruh saudara libur, dan aku pun libur jaga klinik. Saudara di Aceh ini pun sudah ada rencana untuk mengajak aku kembali menikmati suasana Aceh sebelum tanggal 30 datang, tanggal dimana aku harus kembali ke Lampung.

[caption id="attachment_350511" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. ini masjid di Lampuuk, yang saat itu kokoh saat Tsunami menerjang. di dalamnya da tiang yang hampir rubuh. mungkin itu wisata untuk warga"]

14145096451260064042
14145096451260064042
[/caption]

Pagi ini akhirnya kami ke Pantai Lampuuk (baca: Lampu’uk). Tapi gak sesuai rencana awal yang semua ikut serta. Nah pagi ini ternyata Cengah Maya ada kondangan, Bucik Nur dan keluarga belum bisa pagi, akhirnya aku bersama keluarga Cudo Winda yang ikut ke laut. Plus Bang Fathan, keponakan yang sekembaran sama aku wajahnya hehe. Oke dari Darussalam, pagi hari kami sudah di jemput oleh keluarga dokter ini. Cudo Winda dan Bang Iflan, Ar-Rayyan 5 tahun, dan Putroe 3 tahun kalo gak salah hehe.

[caption id="attachment_350513" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. ini untuk prawedding. sayangnya untuk berfoto disini haru sepengetahuan pemilik rumah, atau bisnis penambah penghasilan bagi yang membangun rumah"]

14145097161398884674
14145097161398884674
[/caption]

Perjalanan ke Lampuuk cukup jauh. Tentu gak sejauh perjalanan ke gunung Geureutee. Ke Lampuuk melalau jalur panjaaaang, tapi gak sampai naik-naik gunung pastingya. Hanya agak menurun atau menanjak sedikit. Hari ini juga adalah jadwal diadakannua simulasi Tsunami oleh pemerintah Banda Aceh, tadinya kami menunggu hari ini , berharap bertemu kehebohan simulasi Tsunami, tenyata... kirik-krik-_-

[caption id="attachment_350516" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. bang Fathan sama Bang Iflan. dibawah tebing langsungg"]

14145098961615860906
14145098961615860906
[/caption]

Sebelum memasuki area pantai, kami sempat berhenti dulu di Masjid pinggir pantai yang selamat dari tsunami. Nah ingat? Kalau kamu lihat di koran atau berita, ada masjid yang selamat dan aman dari terjangan tsunami. Ia masih kokoh padahal bangunan sekitarnya sudah rata dengan tanah. Ya.. itulah Masjid Lampuuk. Masjid ini menunjukkan kekuasaan Allah. Bahwa yang sebenarnya tak logis dipikiran manusia, pastimbisa terjadi lain jika seizin Allah.

Kami belum ke Pantai Lampuuk. Kami ke Bungalou nya dulu. Di Bungalou ini biasanya tempat orang-orang bulan madu, foto pre-wedding atau semacamnya. Lautnya luaaas, susasananya indaaah. Ada air payaunya, tempat yang keren untuk santai, ditambah lagi pephonan beringin yang menjuntai. Duuh. Ombak disini besar-besar sekali. Maka kata pemilik resto di pinggir pantai itu, ombaknya disini gak di rekomendasiin untuk berenang. Jadilah kami ke pantai Lampuuk biasanya.

[caption id="attachment_350517" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. tepi pantai Lampuuk"]

14145100032071701703
14145100032071701703
[/caption]

Pantai Lampuuk cukup ramai, tapi tak seramai pantai Mutun kalau di Lampung. Disini pondok untuk makan tersusun rapi, tak hanya di pinggir pantainya, namun merata sampai kebelakang. Pantai Lampuuk adalah pantai yang cukuup luas, dengan perpaduan warna air yang berbeda. Biru Muda di tepi dan Biru tua agak ditengah. Udara berembus kencang, didukung dengan banyaknya pohon cemara di tepi pantainya.. pondok-pondok tersusun rapi, di sebelah sana lagi ada penjual makanan ikan bakar atau makanan laut lainnya.

Ada pula berbagai permainan air yang sengaja di jual oleh warga, seperti menyewakan papan selancar, pelampung untuk anak-anak, dan banana boats. Aku memutuskan gak nyemplung deh. Panaaaas bangeeet.

Ohya, banyak juga warga yang berdagang keliling menjual makanan kecil, kacang, tahu, tapi ada yang unik.. mereka menjual kacang kedelai! Biasa aja ah. Ini beda, karena kacang kedelai yang dijual adalah kacang yang masih di dalam bungkus alaminya, seperti saat masih di pohon kedelainya. Nah ada pula nih, buah Keranji namanya. Buah ini asing banget bagiku. Di Lampung, mana ada buah keranji. Buahnya hitam, kulitnya tak terlalu keras, tapi rapuh. Kalau dibuka, didalamnya ada buah yang berbentuk bulat bewarna cokelat, seperti beludru, dagingnya tipis, rasanya asam-manis, terdapat biji yang mengkilap di dalamnya. Kesan pertama: Asaaam.

[caption id="attachment_350518" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. nah yang warna hitam itu adalah keranji. disebelahnya adalah kacang jedelai, dimakan langsung dai sumber tuh"]

1414510065793939910
1414510065793939910
[/caption]

Yak, rasanya seperti buah asam, tapi gak seasam buah asam kok. Setelah pada berenang, kami menikmati ayam bakar yang sudah dipesan.

[caption id="attachment_350519" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. mari makan semanis ikan bakar hehe. "]

14145101881166159225
14145101881166159225
[/caption]

Pukul 12 siang. Kami pulang, agak terburu-buru. Karena Bang Iflan ada jam mengajar oleh Mahasiswa Kedokteran di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Padahal janjinya pertemuan jam 11 pagi, tapi kami baru pulang dari Lampuuk jam 12 siang hehe. Namanya Dosen ya, wkwk.

Pelabuhan Ulelheue

Setelah jalan kepantai dengan keluarga Cudo Winda, kali ini aku yang di oper kerumah Wancik Iq dan Bucik Nur.hehe. mumpung pada liburan, jadi pada bergantian ngajak aku keliling Acehnya.hehe. aku di jemput Abang Harris di Drussalam, rumahnya Cengah Maya. Langsung Packing bawa baju untuk persediaan semalam.

[caption id="attachment_350521" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. pinggiran pelabuhan ulele"]

141451031517878180
141451031517878180
[/caption]

Kalau sama keluarga ini, pasti akan menjelajah lingkungan baru yang jauuh. Pasti seruu hehe. Kami ke pelabuhan Ulelhue. Pelabuhan Ulelhue adalah salah satu pelabuhan yang ada di Banda Aceh. Nah di pelabuhan ini pula terdapat PLTD Kapal, yang saat tsunami terapung sampai perkampungan warga. Kini pelabuhan itu masih di manfaatkan. Pelabuhan itu panjaang sekali. Banyak masyarakat yang membuka usaha disana. Ada pondokan dengan payung, ada kursi yang berderet walaupun sesungguhnya mengambil hak pejalan kaki. Oh ya di sekitar sini juga ada masjid yang selamat dari tsunami. Masjid ini utuh, walau berada di tepi laut.

Rumah Cut Nyak Dien

Ke pelabuhan Ulele hanya lewat. Lanjut kami berencana ke air terjun. Tapi sembari kesana, mampir dulu ke situs cagar budaya.. ialah.. rumah Cut Nyak Dien. Yak, pahlawan satu ini memang sangat eksis namanya di provinsi Aceh. Cut Nyak Dien adalah istrinya Teuku Umar. Jadi Teuku Umar sempat memiliki rencana untuk mendekati Penjajah Belanda dengan triknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun