Sebuah catatan harian yang dibuat perhari, tapi mikir-mikir untuk di posting hehe, semoga menemani (Level 1 menulis) :D Happy Reading!
13 Februari 2014
[caption id="attachment_313830" align="aligncenter" width="404" caption="dok. Pribadi. kuisioner PRESURVEY"][/caption]
KAMI MENYELINAP. Yah namanya juga belum dikasih surat untuk presurvey pun. Daripada izin sama kepsek dan ternyata di tolak mentah-mentah sama SMP yang ada di deket rumah. Kalo SMP ini kan.. kami alumni sana, hehe jadi sekedar pake trik. Masuk melewati guru piket, on our trick. Nah melewati guru piket. Alhamdulillah guru piketnya gak sangaaar. Kami mendekat...
“Bu Dian.. masih ngajar komputer bu?”
“Masihlah.. siapa ya?”
“Alumni buuu masa lupa? Rinta. Ini Vivin..alumni sini juga angkatan tahun 2008...”
“Oo angkatan 2008, masa lupa sih bu..”
“Ya lupa, kan banyak muridnya...”
Lanjut, guru-guru pada lewat. Satu-satu.. kami pun salaman satu-satu..., tiap guru pun bertanya, mau ngapain kesini?
“Hmm mau lihat adek-adek bu. mau silaturahim, sama rencananya mau penelitian disini bu.. hehe..”
Dan guru membalas kami dengan senyuman. Untungnya mereka tidak ada yang bertanya tentang ke legalan kami bahwa kami tanpa surat.huhu. nah terlihat dari kejauhan, di bawah pohon ada Pak Azzadin. Sang guru paling okem dan paling kocak. Kami mendekat, kami bersalaman takzim, pak Azzadin terlihat masih bercanda sama anak kelas 7 yang masuk siang itu.
“Nah ini alumni kamu tahun 2008.. kamu udah lahir belum?”tanya pak Azzadin sama anak-anak yang lagi duduk.
“Ya udah lah paaak, tapi kami masih kelas 2 SD,” Jawab seorang anak.
Kami merespon bapak itu dengan tawaan juga, tau banget sifat pak Azzadin ini.
“Nah kalau lkalian mau ke kantin, silakan lurus ke sana, mengkol ke kiri.. disana ada kantin. Jadi semuaaa jajanan ada disana.. bisa di cek hygienisitas nya..” tutur pak Azzadin mantap.
“OO gitu ya Pak.. coba kami cek ya pak?”
“Ooh ya, silakan-silakan...”
Kami berjaalan menjauhi tempat pak Azzadin cengkrama dengan para murid kelas 7 tadi. Kami pikir, yihaa kesempatan. Disana banyak kelas murid, siswa-siswa nya bisa kami tanya untuk isi kuisioner presurvey nyaaa :D
[caption id="attachment_313829" align="aligncenter" width="404" caption="dok. Pribadi. aah SMP ku duluuu :D"]
Semua mata memandang kami... di tengah teriknya siang. Jelas. Kami berdua pakai seragam putih-putih. jalan di timpa silaunya mentari pulaa. Malah ada siswa yang bertanya.. “Buk, buk.. ada apa ya? Ada yang mau di suntik ya??” tanya bocah polos itu.
“Enggak-enggak ada apa-apa...” jawabku santai, si bocah masih dengan muka tegang khas ketakutan.
“Iya tuh buk, kepo banget tanya-tanya..” ebuset terus aja panggil ‘buk-buk’ emang ini wajah terlihat ibu-ibu apa -_-
“Iya nih mau disuntik beneran ya?”
“Serius sih buk, ini mau disuntik ya?” tanyanya lagi, polos.
“Enggaaak, kami mau penelitian deeek...”
Baru si anak tenang dan berlalu. Huwaaa.
Terlihat ada kelas yang muridnya keluar. Melihat kami seketika mereka masuk semua, seperti ada inspeksi mendadak gitu. Mereka duduk diam di dalam kelas.
“Minta bantuannya sebentar ya... tolong isi kuis ini dong ya?”
“Aku mau mbak.. aku mau..” ujar beberapa dari mereka sambil menunjuk. Alhamdulillah ada yang memanggil dengan panggilan logis kali ini.
[caption id="attachment_313833" align="aligncenter" width="404" caption="dok. Pribadi"]
Aku membagikannya satu persatu, alhamdulillah mereka antusias sekali. Malah maju demi minta kuisioner itu.. “ayo 5 cewe 5 cowo aja kok.. diisi dengan sebenar-benarnya yaaa..” ucapku.
[caption id="attachment_313828" align="aligncenter" width="300" caption="dok.Pribadi. antusias mengisi kuesioner"]
Mereka mengisi dengan baik, perlahan mereka mulai mengumpulkan soal kusionernya. Isi kuisioner masih dengan soal biasa, soal secara umum pubertas dan perubahan fisik seks sekunder. Dan ternyata tadi aku salah, soal kuisioner tadi belum di uji validitasnya, walaupun baru presurvey, ternyata uji validitas itu pentiiing. Supaya tak rancu dalam pengolahan data di SPSS nanti, itu yang aku petik dari bimbingan dari cengah Maya ku, dosen Ekonomi di salah satu Universitas negeri di Aceh.
[caption id="attachment_313831" align="aligncenter" width="720" caption="dok. Pribadi. foto duluuu sama adik kelas :D"]
Lalu si Vivin, dengan responden kelas 7 SMP. Sebagian memang masuk siang, jadi Vivin menemui mereka yang sedang duduk-duduk di pohon, kemudian memberikan lembar kuisionernya. Mereka pun tak kalah antusias. Dan habislah soal kuisioner Vivin yang sudah di fotokopi 30 rangkap olehnya. Ah mantep banget deeh kalo udah anak-anaknya bersemangat gini.
[caption id="attachment_313832" align="aligncenter" width="404" caption="dok. Pribadi. mengisi kuesionernya vivin "]
Lalu kami mendapatkan hasil, untuk mengantisipasi apa yang harus kami teliti. Ini belum awal, baru menuju awal, perjalanan panjang tentang pembuatan KTI, Baru akan dimulai.haaa FIGHTT!!