Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Pegawai -

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mahasiswa Keperawatan: Seminar Proposal KTI Perdana Seumur Hidup

6 Mei 2014   16:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:48 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_322750" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. persiapan lingkungan. sebelum seminar proposal"][/caption]

Bandarlampung, 25 April 2014

AKU SIAP! AKU SIAP! AKU SIAP! Yap. Aku siap dengan apa yang akan ku jalani. Pagi ini setelah semua yang kucatat dalam list barang bawaan yang harus kubawa, sudah ada di jok belakang. Lumayan banyak, dan tak lupa segala berkas yang sangat diperlukan. Setelah menaruh tas yang berisi netbook kesayangan. Setelah jok penuh dengan snack, buah dkk. Aku duduk di samping kemudi. Dengan seragam putih-coklat, almamater orange khas anak Poltekkes, baru. Semua baru di cuci dan rapi, baru disetrika. Ada lalat? Pasti kepleset deh di atas seragam ini.

Aku diam, tapi hati ini gaduh. Aah gugupnya masiih aja. Papa masih dengan wajah tenangnya.. “Sudah? Gak ada yang ketinggalan?”. “Sudah Pa..”. “Udah saliman sama Mama?”. “Udah Pa..” *udah pasti ituu minta doa pa -_-* Papa masih aja meyakinkan.. “Wulan udah saliman?” tanya nya ke mama. “Udaah.. jangan gugup Lan, santai..” ucap Mama dari luar, masih di depan pagar rumah. “Doain Mah, mandi dulu tapi, biar seger..” tukas Papa sambil nyengir, karena mama jarang mandi pagi haha.

Selama perjalanan, aku diam. Sambil mendengar lagu-lagu lawas nostalgia yang mengalun sepanjang jalan. Melihat kesibukan di hari jumat, melihat awan, melihat langit, sambil menerka apa yang akan terjadi, akan seperti apakah hari ini.. jarak rumah ke Poltekkes di pagi hari sangat dekat, apalagi dengan kondisi jalan yang lengang. Tak sampai 15 menit, aku sudah sampai di lokasi.

Aku dan Papa menuju perpus yang telah di kontrak untuk menjadi tempat seminar ku diahari ini. Di depan ruang DR, sudah ada pak Tori yang sedang makan pempek yang di jajakan seorang ibu. Pagi-pagi makan pempek pak? -_- sekedar lewat, akupun tersenyum menyapa. Ah perpustakaan belum buka, padahal dosen sudah lumayan ramai yang datang. Lalu aku menuju petugas kebersihan kampus, bertanya siapa tau beliau tahu tentang kuncinya.

Sebelumnya ayahku sudah pergi menuju lapangan tennis tempat ia berolahraga rutin di hari jumat. sebelum berangkat beliau sering mengatakan kelimat motivasi yang sebenarnya buka kalimat motivasi sih... “Sudah pernah jadi penyiar radio kan? Gampang laah cuma ngomong bentar di depan..” tutur Papa santai.

Hubungan pernah siaran radio sama sidang apa ya pa? -_- jadi penyiarnya juga udah lama banget, pas kelas 3 SMA -_-.

“Yaudah Papa berangkat ya, jangan grogi..” tuturnya. Aku saliman dan beliau mencium pipiku. Sudah sebesar ini masih di cium pipi juga sama Papa -_- semua anaknya emang begitu, kalau ada suatu hal besar yang akan dijalani pasti ada moment pipi kiri :’) but, i think that a sweet moment yap?

Menuju ruang kantor kepala jurusan, ada pak Purbianto yang lewat, sepertinya beliau ingin beli pempek juga.. “Hei, ngapai kamu? Mau sidang ya?” tanya beliau sambil tersenyum. “Iya Pak..” jawabku. “Jam berapa sidangnya?”. “Jam 8 pagi ini pak..”. “Oo.. Siiplaah..” jawabnya sambil berlalu. Dia tahu gak kalau aku mahasiswa pembimbing akademiknya? Aah padahal aku mahasiswa PA mu satu-satunya pak -_-

Ruangan di buka oleh Mas Agus yang sejak tadi mengepel lantai koridor kampus. Ruang baca perpustakaan masih padat dengan meja dan kursi yang melingkar. Karena aku hanya sendirian, yasudah jadilah apa-adanya. Aku pasang saja taplak meja untuk para dosen di kejauhan dan di kepadatan kursi dan meja itu. LCD sudah kupinjam. Kemudian mas Agus masuk ruangan.. “Makanya bilang dek, kalau mau sidang.. biar kita siapin..” tutur mas Agus pelan.

“Saya udah izin kok mas, sama pak Wawan..”

“Iya, kami mah tergantung mahasiswanya, kalo mahasiswanya bilang, kami siapin dek..”

“Iya Mas. Nih saya ‘bilang’...”

Mas Agus diam. Bingung. Hahaha beliau membantuku menggeser meja, menjauhkan meja yang banyak menjadi beberapa meja saja. Meja panjang pertama untuk aku presentasi, meja panjang kedua untuk ke tiga dosen.

Buah sudah di tata, snack minuman juga.. wah udah oke nih.. jepret dulu ah.. tiba-tiba aku terdiam, ‘apa yang lupa yaa?’

“Astaghfirullah, lembar-lembar penilaian ketinggalan!!”

Tiba-tiba HP berdering, tertulis ‘papa’

“Halo, Lan ini map biru ini kepakai gak? Ini ketinggalan di jok belakang. Papa udah di lapangan tenis..” ujar Papa di seberang sana.

“Kepake Pa, kepake banget.. itu lembar penilaian.. balik kesini ya pa..” jawabku sengan nada memelas. Waah bakal di semprot nih, karena teledor -_-

[caption id="attachment_322751" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. ini lembar penilaian yang ketinggalan -_-"]

1399342789514612286
1399342789514612286
[/caption]

Tengok jam, jam 8 kurang 15 menit. Antara was-was dan gupek karena lembar penilaian yang ketinggalan itu, aku lanjut mempersiapkan LCD, mengecek, menyetelnya. Aah kok kuning warnanya -_- aku ke tempat peminjaman alat untuk menukar LCD. Tepat pukul 8 pagi, ketiga dosen sudah datang. KETIGA-TIGANYA. Dan lembar penialaian masih dalam perjalanan. Waduuuh. Untung ada alasan mengundur waktu sebentar.. “Bu, saya tukar LCD dulu ya..” LCD di coba, dan di ruang peminjaman, LCD bagus, terang dan gak bewarna kuning. “Ah itu pasti karena grogi mau sidang, makanya keliatannya warna kuning..” tutur mbak Tiwi salah satu almunus poltekkes yang bekerja disana. “He eh, iya kali ya mbak”. Jadilah, LCD ga jadi di ganti, namun di pasangkan sama pak Wawan dan hasilnya.. bagus. Alhamdulillah. Maaf ya bu, lama menunggu. Aku mempersiapkan diri, sambil melihat ke kaca luar lihat tanda ayahku datang. Masih belum juga.

“Siap Rinta?” ucap bu Pur mengawali. Wajah bu Pur sedemikian santai, dan aku sedemikian stres haha. Tak lama, “Assalamualaikum..”. Seorang bapak bermata sipit, memakai topi, baju olahraga, celana pendek, pakai sepatu olahraga datang. “Aak akhirnya datang juga si Papa yang mirip Mario Teguh <3. Aku segera menyambutnya.. mengambil Map plastik yang ada pada beliau dan mengucapkan “Makasih banyak, Pa..”

“Sukses yaa.. Permisi Bu, Assalamualaikum..” kemudian beliau berlalu menuju lapangan lagi, jauh-jauh dari Gotong Royong ke Poltekkes. Untunglah gak disemprot, padahal udah ngerepotin beliau banget :’)

Oke langsung saja. Setelah pembukaan oleh dosen pembimbing 1, bu Purwati. Aku di persilahkan mempresentasikan proposal KTI ku. jumlah slide 20, dengan tulisan sedikit di tiap slide, dan tulisan besar-besar. Aku membaca kemudian mengembangkan yang ada di slide dengan bahasa ku sendiri. Waktu bicara hanya 10 menit. Oke awalnya memang agak blepotan bicara, karena pengaruh takikardi, tapi kemudian mulai relax.. perlahan bicara jelas dan teruuus. Selesai. Dosen mempersilahkan penguji untuk memberi masukan dan pertanyaan seputar proposal penelitian.. bu Rohayati, SKep,.Mkes adalah pengujiku. Beberapa hal yang perlu diperbaiki menurut beliau:

-Cara penulisan di beberapa lembar yang masih agak berantakan..

- Manfaat penelitiannya belum pas nih, masih gantung..

- ini di latar belakang penelitian tahun 1991 apa gak ada yang terbaru? *itukan penelitian tahun 1991 tapi dalam buku Sarwono 2010 bu* bukankah jika seorang penulis sekelas profesor Doktor Sarlito Wirawan Sarwono itu punya pertimbangan matang untuk menerbitkan buku di tahun 2010 dengan penelitian itu, pasti masih valid, makanya beliau berani pakai penelitian itu untuk tahun 2010 -_-

- Kenapa pilih judul ini? Kenapa ambil sekolah ini? Memang sekolah ini bisa mewakili seluruh SMP se Provinsi Lampung?

- Kenapa sample ini begini? Seharusnya kamu ambil populasi sesuai usia dulu, baru kamu hitung pakai rumus..

-Memang ada riwayat tentang tidakan asusila di SMP ini? Ada datanya?”

Dan lain-lain, seabrek pertanyaan yang tak terungkap. Banyak lagi :’)

Bertubi-tubi, membingungkan. Di tiap pertanyaan aku coba jawab, namun terkadang di patahkan juga. Coba jawab lagi.. akhirnya nurut. “Oke bu, akan saya perbaiki dan saya ubah”. How? Dosen tak pernah salah toh. Bersyukur bu Pur menjadi penengah dan terkadang beliau mengalihkan pembicaraan tatkala mahasiswanya blank dan ekspresi ragu menjawab.

Kemudian bu Ririn, “Waktu dipersilakan pada bu Ririn untuk memberi masukan..” tutur bu Purwati.

“Memberi masuka ajanih? Kasih pertanyaan gak boleh?” ucap bu Ririn sambil bercanda.

“Ya boleh bu...” jawab bu Pur.

Oke, kali ini berhadapan dengan dosen spesialis keperawatan medikal bedah ini. Dengan materi penelitianku yang memang bukan tentang KMB, tapi lebih ke PROMKES (Promosi Kesehatan). Namun bu Ririn sangat mengerti dengan materi ini, karena PROMKES bukan hal baru baginya, dan seringnya aku konsul pada beliau.

[caption id="attachment_322752" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. leganya selesai seminar proposaal : D"]

13993428591505268755
13993428591505268755
[/caption]

Bu Ririn menanyakan berbagai hal mengenai jalannya penelitian, teori yang di pakai dalam penelitian, kenapa pakai penyuluhan, kenapa pake metode didaktik dalam penyuluhan ini, dan sebagainya. Namun setiap aku jawab, bu Ririn tak pernah mematahkan. Beliau menerima jawabanku dengan baik. Syukurlaah.

Kemudian bu Rohayati dan Bu Ririn memintaku untuk menunjukkan vidio yang akan dipakai saat penyuluhan nanti.jadilah beberapa menit, aku menunjukkan video penyuluhanku. Untungnya semua sudah dipersiapkan. Baik PPT penyuluhan, Leaflet penyuluhan, sampai SAP (Satuan Acara Penyuluhan) sudah dipersiapkan sejak jauh hari.

Kemudian selesai. “Sudah di catat semua apa yang harus di perbaiki, Rinta?” tanya bu Pur.

“Sudah bu..”

“Oke, Selamat, kamu sudah menyelesaikan sidang proposal hari ini.. kami bertiga sepakat untuk mempersilakan kamu lanjut penelitian juka revisi sidang telah kamu kerjakan...dan ibu harap kamu selesai revisi sebelum kamu berangkat PKMD ke desa ya, biar beres,” jelas Bu Pur.

“Iya makasih ya, Bu.. Alhamdulillah..” kemudian aku bersalaman pada ketiga dosen. Tepat satu jam di ruangan panas ber-AC ini, panas dari dalam karena gugup sejak tadi. Semua berjalan lancar, walau banyak yang harus diperbaiki. Ternyata hanya sebentar, namun bermakna banyak.

Semoga tiap stepnya bisa aku jalani dengan sepenuh hati. Well, leganya sangat berasa ya. Kelar juga sidang proposal perdana seumur hidup, dan Alhamdulillah, aku adalah orang kedua yang maju se-angkatan. Terimakasih atas dorongan dan dukungannya, awal rencana maju karena dorongan Bu Ririn yang memintaku maju sidang proposal minggu itu juga, makasih bu. Ibu masih juara, jadi dosen terinspiratif bagi saya : )

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun