Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... A Nurse

Wanita Muslim. Menulis untuk Menyenangkan Hati, Melegakan Fikiran. Purna Nusantara Sehat team Batch 2 dan Nusantara Sehat Individu VII Kemenkes RI. ## Perawat di RS milik Kementerian Kesehatan RI 2019-sekarang. email: rinta.write@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tips Berhemat ala Keluarga Super Irit

18 Oktober 2025   21:35 Diperbarui: 19 Oktober 2025   15:51 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah Keluarga yang hangat, dua orangtua dan 3 anak yang sudah remaja. Keluarga itu berisi Pak Tony Sukaharta (Dwi Sasono) seorang manager perusahaan memiliki gaji 15 juta. Istrinya adalah Linda (Widi Mulia), Saly anak pertama perempuan (Widuri Putri), Billy anak kedua lelaki (Den Bagus Satrio Sasono) dan Kenny anak bungsu lelaki (Dru Prawiro) dalam kehidupan nyata mereka memang sekeluarga, di Film ini pun sama mereka adalah satu keluarga yang hangat. Film adaptasi dari komik populer asal Korea Selatan karya Yim Chang Ho ini berhasil menjadi film yang penuh makna bagi penonton di Indonesia. Para pemeran kurasa sukses memerankan tokoh masing-masing. 

Di kisahkan sebua keluarga yang hangat. Memiliki 3 orang anak. Kelurga ini terbiasa hidup hemat. Walau bagi anak-anaknya hal ini cukup berat, tapi anak-anak ini berusaha menyesuaikan. Linda adalah ibu yang pandai mengatur keuangan. Bahkan ia memiliki catatan untuk pemasukan dan pengeluaran keuangan keluarga. Mereka seperti sudah nyaman dalam berhemat. Hemat pangkal kaya, seperti kata pepatah.

Suatu hari Pak Tony Sukaharta yang merupakan manager perusahaan di panggil atasannya masuk ke ruangan. Ternyata perusahaan sedang sulit. Maka Pak Tony diminta memilih salah satu yaitu gaji dipotong atau resign dari perusahaan. Karena sudah mulai perampingan pegawai. Padahal Tony adalah pegawai yang baik dan sudah senior di perusahaan itu. Namun apa boleh buat Tony memilih opsi gaji di potong. Karena Tony pikir, kalau resign belum tentu cepat dapat pekerjaan.

Tony menginfokan hal ini ke istrinya, Linda. Pemotongan ternyata sebesar 8 juta. Bagi Linda ini sulit karena dirinya harus membagi uang kontrakan rumah 5 juta/bulan, uang sekolah, uang sampah, uang makan sehari-hari, uang listrik dan lainnya.

Linda menghubungi Maya, teman mereka bagian penyewaan  rumah yang mereka tempati. Namun Maya juga ada sesuatu mendadak yang ingin ia sampaikan. Linda bilang ke Maya agar cicilan rumah bulan ini untuk di tunda pembayarannya sampai bulan depan lagi, karena mereka sedang alami musibah. Sedangkan Maya mengatakan bahwa pemilik rumah sedang kebelet mau mengawinkan anaknya yang perawan tua, mumpung ada yang mau katanya. "Jadi pemilik rumah minta kalian melunasi selama 1 tahun pembayaran. Kalau tidak ada orang lain yang anak menyewa nya", ucap Maya.

Mendengar hal itu membuat Tony dan istri semakin bingung. Dan dilanda kecemasan. Anak bungsu Tony mendengar rencana kepindahan mereka justru bersikap lebih dewasa sambil mengucapkan kalimat berbahasa Jawa yang maknanya 

"Hidup itu seperti minum kopi, kalau tidak bisa menikmatinya yang terasa hanya pahit". Kali ini Kenny beri kesejukan dalam keluarga ini.

 Akhirnya Pak Tony memutuskan untuk mencari rumah kontrakan lain yang lebih murah. Keliling mencari rumah yang layak huni. Dari rumah kosong berhantu sampai rumah yang masih dalam renovasi mereka datangi. Berharap dapat rumah yang baik dan nyaman untuk mereka sekeluarga. Akhirnya Pak Toni menemukan iklan disewakan Rumah Burung. Ada di atas, lantai 2. Rumah itu dipenuhi burung Dara. Temboknya dari Seng, lantainya semen adukan biasa. Ukurannya tidak luas. Gentengnya mulai rapuh. Tapi bagi Tony dan Linda Rumah ini lebih baik, harga sewanya lebih murah. "Lebih baik disini... Rumah kita sendiri...." senandung Tony menyemangati anak-anaknya. Tak lama genteng sisi depan jebol dan rubuh. 

Keeseokan harinya Linda dan Toni bertemu Engkong (Mandra) pemilik lapak itu. Mereka sepakat untuk menyewa rumah ini sampai 1 tahun kedepan. Uang cash langsung diberikan pada Engkong. 

Dok. Pribadi by Netflix. Salah satu adegan kala Linda memanggil bu Surti yang sudah belanja sayur dengan jasa Jastip online
Dok. Pribadi by Netflix. Salah satu adegan kala Linda memanggil bu Surti yang sudah belanja sayur dengan jasa Jastip online

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun