Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... A Nurse

Wanita Muslim. Menulis untuk Menyenangkan Hati, Melegakan Fikiran. Purna Nusantara Sehat team Batch 2 dan Nusantara Sehat Individu VII Kemenkes RI. ## Perawat di RS milik Kementerian Kesehatan RI 2019-sekarang. email: rinta.write@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Buku Temenan Sama Nasib Seni Bergurau dengan Pahitnya Hidup

7 Oktober 2025   09:22 Diperbarui: 7 Oktober 2025   17:48 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi. Cuplikan saat penulis mengenang ibunya

Tahun 2022 lalu aku membeli sebuah buku di Toko Buku besar di daerah. Tertarik karena cover buku ini, unik sekali ya judul bukunya.. "Temenan Sama Nasib" lalu di cover itu tertulis berbagai kata-kata atau kejadian yang menurutku menyebalkan. misalnya ada kejadian "bapak kawin lagi-token listrik bunyi-motot ilang-kejedot-kejebur got-" dan lain-lain. Saat baca, ah yang nulis Komika! Si Aci Resti? yang suka manggil "Koh Afuk!nama kok Afuk? Ganti nama sana!", cukup terngiang-ngiang kala Aci Resti muncul dalam scene Film Cek Toko Sebelah. Walau cuma tayang 1 kali kemunculannya cukup menghibur dan memberi rona baru dalam film itu.

Tahun 2022 lalu aku sudah habis membaca buku ini, namun belakangan aku membaca ulang lagi buku ini. Karena di hari libur dan benar-benar merasa suntuk, Buku ini benar-benar bisa menghibur hati. Dengan tulisan Aci Resti yang enak, gampang dicerna. Seperti merasa menjadi pendengar dari seseorang yang sudah berdamai dengan kehidupannya. Merasa seperti seorang Aci sendiri yang bercerita kepada pembacanya. Jadi kalau versi ku, aku membacanya dalam hati namun terngiang dengan suara Aci Resti yang lagi bercerita. Ulasan tentang hidupnya dari A sampai ia berada di titik terbaik dalam hidupnya.

Ternyata seorang Aci Resti yang jika kita lihat dari sejak ia kecil cukup mengundang kesedihan. Namun karena ia menulis dengan santai, dibawa gembira, seakan sudah berteman dengan nasibnya.. membuat yang baca awalnya sedih jadi tertawa. Aku pribadi sempat berpikir.. "Kok bisa ia kepikiran ya?". Benar-benar sosok yang sudah berdamai dengan nasib, sudah bisa menertawakan kondisi dirinya dan keluarga dimasa lampau.

Dalam buku itu Aci menceritakan pada saat SMP kelas 2 ibunya pernah mengajaknya pergi jauh sekali, naik bus 3 jam. Aci pikir dirinya dan ibu akan rekreasi. Ternyata ia diajak ibunya melabrak istri muda bapaknya. Walau dalam keadaan bingung, namun Aci menjadi saksi bagaimana ibunya melabrak istri muda bapaknya, karena mereka telah menikah diam-diam. Aci bilang seumuran ini harusnya gue diajak orangtua rekreasi ke Dufan, ini... malah di bikin deg-degan..

Sejak itu kedekataran Aci dan ayahnya merenggang. Padahal sebelumnya Aci dan Ayahnya sangat dekat. Sejak saat itu Aci sering melihat pertengkaran kedua orangtuanya. Sampai dirinya dikira tetangga anak yatim karena Ayahnya pergi dari rumah, dan tidak kelihatan. Ia mengatakan dirinya dapat santunan anak yatim karena dikira anak yatim tadi. Padahal dalam hatinya ia teriak "Woy bapak gue masih ada, cuma pergi ke bini muda.." pada adegan ini aku mau senyum jadi ragu, kalau di buat emote icon mungkin ekspresiku yang muncul tersenyum dan keluar satu keringat di kening.

Dalam bukunya Aci juga cerita bagaimana rumahnya saat itu. Beberapa petak dan tinggi. Kalau tidur malam ayahnya tidur di sebelah motor yang dimasukkan ke rumah. Abangnya di sisi lain. Dan dirinya tidur di sebelah ibu, ibunya sendiri tidur tepat di sebelah dispenser yang terkadang suka kecipratan air. Ia menjelaskan betapa saat itu rumahnya tak cukup luas untuk keluarganya.

Dok. Pribadi. Cuplikan saat penulis mengenang ibunya
Dok. Pribadi. Cuplikan saat penulis mengenang ibunya

Aci juga menyimpan beberapa memori kala bersama ibunya. Aci sering curhat pada ibunya tentang keseharian. Sambil ibu mengipas-ngipas badannya dengan kertas. Ibunya selalu berpesan agar belaajr yang rajin, supaya jika sudah besar bisa bekerja dan kalau gajian bisa isi kulkas dengan sirop dan buah. Dan harapan ibunya ingin berangkat naik haji.  Aci mengenang ibunya sebagai seorang yang suka ngomel, namun setelah ibunya tiada Aci memahami bahwa omelan ibunya semasa kecil sampai ia remaja membentuk dirinya jadi orang yang kuat. Saat sudah di dunia kerja seperti sekarang, ketika ada orang yang mencecar Aci, ia tidak goyah dan sedih. Karena dalam hatinya akan bilang "Ini sih ga ada apa-apanya masih pedesan omelan Emak gue".  Tulis Aci mengenang ibunya.

Ibunda Aci Resti Wafat pada tahun 2012. Ya sebelum Aci menunjukkan talenta nya di stand up comedy dan menjadi juara SUCA (Stand Up Comedy Academy) Indoesiar. Karena saat SUCA itu di tahun 2015. Sebelum ikit program SUCA Aci sempat menulis curhatan tentang kerinduannya pada sang ibunda. Di dalam blog nya, ini tertulis dalam buku..  Aci menunjukkan rasa kasih sayang dan kerinduannya pada sang ibu. Aci bersyukur dengan apa yang sudah terjadi pada dirinya, ia menyayangi ibunya walau tidak sempat menunjukkan kebanggaan pada ibunya. Selain itu Aci juga bercerita tentang kegiatannya saat ini yang sedang ikut open mic standup comedy. Walau tak selalu dibayar atau malah membayar uang pendaftaran Aci tak berhenti belajar dan bertanya pada komika lain yang sama-sama berproses.

Tentang kemenangannya di SUCA, sedikit banyak materi yang Aci bawakan adalah tentang keunikan keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun