Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengapa SBY Menyebut Kampanye Akbar Prabowo di GBK Tak Lazim dan Tak Inklusif?

7 April 2019   15:12 Diperbarui: 7 April 2019   15:16 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi : tribunnews.com

Beredar di WhatsApp dan dikuatkan oleh pemebenaras politisi Partai Demokrat (PD) Andi Arief (detik.com, 7/4/2019), Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyurati Ketua Wanhor PD Amir Syamsuddin, Waketum PD Syarief Hasan dan Sekjen PD Hinca Panjaitan.

Surat tertanggal 6 April 2019 itu pada intinya ingin menyampaikan bahwa set up atau run down tampilan fisik kampanye akbar atau rapat umum  di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif

SBY menegaskan bahwa kampanye nasional harus mencerminkan kebhinnekaan atau kemajemukan. Juga mencerminkan persatuan. Unity in diversity. 

Harus dicegah segala bentuk demonstrasi apalagi show of force identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuasa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrem. 

SBY juga mengingatkan bahwa pemilihan presiden yang segera akan dilakukan pada 17 April 2019 nanti adalah untuk memilih pemimpin bangsa, pemimpin rakyat, pemimpin kita semua. Karenanya, sejak awal set up-nya harus benar. Mindset kita haruslah tetap "Semua Untuk Semua" , atau All For All.

SBY tidak setuju jika rakyat Indonesia harus dibelah sebagai 'pro Pancasila' dan 'pro Kilafah'. Bagi Partai Demokrat sebagai partai Nasionalis-Relijius, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika adalah harga mati. Tidak boleh NKRI menjadi Negara Agama ataupun Negara Komunis. Indonesia adalah 'Negara Pancasila' dan juga 'Negara Berke-Tuhanan'.

Untuk itu SBY meminta kepada Amir Syamsuddin, Syarief Hasan dan Hinca Pandjaitan agar dapat memberikan saran kepada Bapak Prabowo Subianto sebagai capres yang diusung Partai Demokra, mengenai poin-poin dalam surat tersebut.

***

Setelah empat setengah tahun SBY tidak lagi menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, baru kali ini saya lihat beliau menunjukkan jiwa kenegarawanannya yang sangat luar biasa.

Kata-katanya begitu adem dan menyejukkan bagai oase di gurun pasir. Ditengah-tengah semakin memanasnya suhu politik antara kedua kubu 01 dan 02, SBY memberikan nasihat yang menyejukkan bahwa:.

"Pemilihan presiden yang akan dilakukan pada 17 April 2019 nanti adalah untuk memilih pemimpin bangsa, pemimpin rakyat, pemimpin kita semua. Karenanya, sejak awal set up-nya harus benar. Mindset kita haruslah tetap "Semua Untuk Semua" , atau All For All."

Orang-orang bisa saja beranggapan bahwa SBY sedang mencari simpati masyarakat agar memilih Partai Demokrat di Pemilu nanti.

Atau orang-orang bisa saja beranggapan bahwa SBY tidak menyetujui bentuk kampanye akbar Prabowo di GBK karena SBY semakin yakin bahwa Prabowo akn kalah.

Tetapi terlepas dari prasangka itu semu, yang pasti semua yang dikemukakan SBY tersebut di dalam suratnya itu, isinya sangat menyejukkan dan mendamaikan.

Semoga saja seperti yang diinginkan SBY agar kita semua meninggalkan dan membebaskan negeri ini dari benturan identitas dan ideologi yang kelewat keras dan juga membahayakan dan menggantinya dengan platform, visi, misi dan solusi, dengan bahasa yang mudah dimegerti rakyat

Terimakasih Pak SBY, semoga sehat-sehat dan panjang umur dan ibu Ani cepat pulih.

(RS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun