Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Budaya Komentar Tanpa Membaca?

13 Januari 2018   13:01 Diperbarui: 13 Januari 2018   13:20 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Clipart-library.com

Pembicara yang baik itu adalah pendengar yang baik walaupun tidak semua pendengar yang baik itu dapat menjadi pembicara yang baik.

Penulis yang baik itu adalah pembaca yang baik walaupun tidak semua pembaca yang baik itu mau dan rajin menulis. Mungkin karena malas, hehehe...

Tetapi "tukang komen" yang rajin mengomentari tulisan hanya dengan membaca judulnyanya saja tanpa pernah membaca isi tulisan adalah pembaca yang buruk, pendengar yang buruk, pembicara yang buruk, penulis yang buruk dan pemalas yang "malang", hehehe...

Sebuah kejadian yang kurang enak pernah saya alami ketika membagikan sebuah "tautan" dengan judul dan ilustrasi yang retoris di grup yang cukup dinamis dan bertensi tinggi.

Dalam hitungan detik langsung dikomentari dengan antusias oleh beberapa "pelihat" dengan bahasa "prokem" yang bombastis, hehehe...

"Loh, kapan mereka membaca tulisannya? Secepat itukah?", pikirku. Hahahaha... luar biasa. Apakah mereka tukang terawang atau mempunyai cara membaca ala robotik?

Anehnya beberapa orang yang sependapat dengan tulisan saya justeru memaki saya dengan kata-kata: "goblok", "bodoh", "ndeso", "kucing kurap", dan segala macam, hahaha....

Untung saya mempunyai 2 jantung, ketika jantung yang satu hampir copot, cepat-cepat saya ganti dengan yang satu lagi lalu saya hadapi setiap komentator dengan arif dan bijaksana sambil mengkampanyekan "budaya membaca sebelum komentar" dan satu persatu mereka tumbang walaupun tidak semua, hahaha...

Pada tautan atau tulisan-tulisan lain diberita online atau media sosial juga sering saya temukan banyak komentar-komentar yang "tulalit" dengan bahasa "kebun binatang" bahkan mengarah ke sadisme padahal sebenarnya mereka sependapat dengan penulis.

Mengapa?

Karena mereka mempunyai budaya "komentar sebelum membaca", rajin kementar tetapi sangat malas membaca... GUABRAK...!!!

Hahahaha....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun