Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prinsip Hidup dalam Perspektif Filsafat

12 Januari 2018   01:29 Diperbarui: 12 Januari 2018   01:32 2458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber photo : beritamiyon9.blospot.com

Ada tiga pertanyaan mendasar yang menjadi ciri-ciri dari keilmuan ini. Yang pertama adalah pertanyaan yang berkaitan dengan ontologi atau eksistensi ilmu: "Mengapa aku ada, darimana aku ada (berasal), oleh siapa dan untuk apa?"

Yang kedua pertanyaan yang berkaitan dengan epistemologis atau teori pengetahuan: "Teori atau disiplin ilmu apa yang saya yakini dan saya pilih dapat mejawab pertanyaan yang berkaitan dengan ontologi, apakah theologi melalui telaah-telaah yang didasarkan pada wahyu Ilahi atau teori keilmuan yang bersifat empiris semata dan mengabaikan eksistensi Tuhan (atheis)?"

Dan yang terakhir adalah pertanyaan oxiologi atau teori tentang nilai. Ketika saya memilih theologi pada jawaban pertanyaan epistemologis, maka: "Apa nilai-nilai, keistimewaan, potensi atau talenta yang ada didalam diri saya? Apa tujuan saya ada (hidup), apa tugas dan tanggung jawab saya kepada yang mengadakan saya (pencipta), sampai kapan saya ada (hidup) dan kapan saya kembali (meninggalkan dunia fana) kepada yang mengadakan saya (Tuhan) dan ketika saya bertemu dengan Tuhan hal apa yang saya dapatkan, apakah upah yang baik (kehidupan kekal) atau yang buruk (kematian kekal) sesuai dengan apa yang saya kerjakan di bumi menurut keyakinan yang saya peluk.

Sebagai jawaban awal saya temukan: saya berasal dari Tuhan yang diciptakan dari debu tanah dan suatu saat jasad saya kembali ke tanah tetapi roh saya kembali ke Tuhan untuk "diadili" menurut kitab kehidupan, apakah selama berada di bumi memberi dampak yang baik ata buruk.

Dan saya menemukan diri saya dalam sebuah "kengerian", dalam lembah yang jauh dari keintiman dengan Tuhan. Ingin berguna dengan cara sendiri, ingin berarti dengan pemikiran sendiri, berjalan sendiri tanpa Tuhan, mengandalkan diri sendiri seakan-akan Tuhan tidak pernah ada dalam hidup saya.

Dan hingga saat ini dan entah sampai kapan, saya terus bertanya dan bertanya dan berusaha menemukan jawaban.

Di bagian akhir dari tulisan ini, sambil terus berfilsafat, melalui pemikiran yang mendalam bertanya dan berusaha menemukan jawaban, saya ingin mengajak Anda merenung sambil menyanyikan sebuah lagu yang ditulis oleh : Pdt. Dr. Erastus Sabdono berikut ini:

Ada tanya dalam gelisah di hati

Untuk apa aku ada di bumi ini

Bag uap sekejap, bunga rumput pagi

Yang akan layu di sore hari

Malam gelap, padang gersang dan tandusnya

Cerita tragis kehidupan manusia

Dan satu-persatu mereka yang dicinta

Berpulang tak kembali lagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun