Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia, Cita-cita dan Garis Tangan (Bagian 1)

14 Desember 2017   23:42 Diperbarui: 14 Desember 2017   23:44 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Setiap orang memiliki cita-cita dan tak satupun dari sekian banyak cita-cita itu buruk. Ketika ditanya, tak seorangpun yang ingin menjadi penjahat, pelacur, pengedar narkoba, dsb. tetapi semua orang ingin menjadi yang terbaik seperti menjadi presiden, dokter, jenderal, dsb. Intinya setiap orang ingin menjadi orang yang berguna bagi sesama dan kemuliaan bagi nama Tuhan.

Tetapi apakah semua orang berhasil mewujudkan cita-citanya? Tentu saja jawabannya tidak. Termasuk penulis yang dulu pernah bercita-cita menjadi seorang jenderal kenyataannya hanya menjadi seorang guru. 

Apakah seorang jenderal lebih hebat dari seorang guru? Tentu saja jawabannya ya, walaupun seorang jenderal tidak akan pernah menjadi jenderal tanpa pernah belajar dari guru. Tetapi kata-kata terakhir tadi hanya kata-kata penghiburan bagi guru yang sering tak dianggap dan hanya dipandang dengan mata sebelah.

Kembali ketopik permasalahan.

Mengapa lebih banyak orang yang tidak berhasil mewujudkan cita-citanya? Apakah karena mereka kurang bekerja keras, tidak mempunyai uang yang banyak dan koneksi yang hebat?

Kerja keras, uang yang banyak dan koneksi yang hebat, tentu saja merupakan faktor yang sangat penting dalam mewujudkan cita-cita tetapi satu hal yang paling menentukan adalah "garis tangan". 

Setiap orang sejak lahir sudah ditentukan garis hidupnya. Apakah ini tidak bertentangan dengan Kitab Suci dan menjadikan semua orang menjadi malas dan pesimis? Tentu saja tidak. Bacalah Kitab Suci sesuai dengan keyakinan Anda. Disana setiap pemimpin sudah ditentukan sejak dalam kandungan. Bahkan jauh berabad-abad sebelumnya sudah dinubuatkan para nabi.

Apakah Tuhan berlaku tidak adil? Tentu saja tidak. Tuhan adalah Allah yang berdaulat (berkuasa penuh) dan tidak pernah salah dalam keputusanNya.

Apakah seseorang yang dipilih sekalipun dia bermalas-malasan akan sampai ketujuanya?

Setiap orang yang dipilih atau ditentukan oleh Tuhan bukan seorang pemalas tetapi mereka adalah pekerja keras dan mempunyai mental baja dan semangat pantang menyerah.

(Bersambung...)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun