Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Meluruskan Gagal Paham Terkait Mobile Legends di Debat Pemilihan Presiden

15 April 2019   19:55 Diperbarui: 15 April 2019   20:17 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertumbuhan peminat game meningkat drastis dari 2017 ke 2019. Di tahun 2017 jumlah pelakunya, kombinasi pemain gamer sejati dan yang bukan, mencapai 335 juta orang seluruh dunia. Di 2019 diprediksi akan menjadi 454 juta orang. Diprediksi pada tahun 2022 akan menjadi 645 juta orang. Wilayah Asia Pasifik akan menjadi wilayah dengan peminat mayoritas sekitar 57% di tahun 2019 saja.

Dengan gambaran dan proyeksi seperti di atas dan potensi pendapatan yang bisa dihasilkan dari e-sport dalam konteks ekonomi kreatif dalam kerangka pembangunan perekonomian bangsa, tentunya pemerintah sudah seharusnya memberikan perhatian yang sangat besar. China sendiri telah mendapatkan pendapatan sebesar USD 210,3 juta dari industri e-sport pada tahun 2019.

Menjadi sangat naif kemudian, jika apa yang ditanyakan Jokowi kepada Prabowo terkait e-sport dengan contoh Mobile Legend dalam kerangka ekonomi kreatif dianggap sepele. Jika ada pihak yang tidak paham, karena mereka memang kehilangan hubungan dengan konteksnya.

Bisa dibayangkan, jika pemerintah memberikan perhatian serius pada industri e-sport mulai dari hulu hingga hilir, Indonesia akan dapat memajukan perekonomian bangsa dengan melihat pada angka-angka yang disebutkan di atas. Itu baru angka pada tahun 2020.

Bangsa ini tentunya tidak akan runtuh pada 2030. Dengan demikian potensi ekonomi e-sport akan sangat menjanjikan untuk menambah pundi-pundi pendapatan negara ini. Banyak sektor yang terlibat dan bisa menciptakan overseas economy yang pada gilirannya dapat mengirimkan tenaga kerja Indonesia yang tentunya tidak akan sebagai tenaga kasar lagi.

Hal bahwa e-sport merupakan industri yang harus digarap untuk meningkatkan perekonomian bangsa menjadi keniscayaan. Jika kemudian jawabannya adalah 'memang digital-digital itu penting, tetapi yang lebih penting adalah swasembada bidang pertanian', maka disitulah penulis kemudian merasa ngilu.

Prabowo tidak hanya gagal dan kehilangan minat dengan potensi besar ekonomi dari e-sport dan ekonomi kreatif, dia juga tidak memiliki cara dalam mengarungi blue ocea industri yang mana e-sport berada di dalamnya. Bisa dikatakan, fokus pada Mobile Legends saja dari pertanyaan Jokowi di debat terakhir itu merupakan kesalahan fatal yang perlu diluruskan.

Seorang pemimpin besar seperti Jokowi telah melihat potensi itu. Untuk itu dia mempersiapkan dalam rencana kerjanya untuk menggarapnya, tentunya dimulai dengan membangun sumber daya manusianya setelah memulai dengan pembangunan infrastruktur yang pastinya mendukung pembangunan sumber daya itu sendiri dan pada ujungnya mendapatkan keuntungan ekonomi bagi bangsa dari sebuah aktivitas ekonomi bernama e-sport.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun