Di negara lain bukan tidak ada mudik, tapi tidak seheboh di Indonesia.
Sehingga momentum libur saat lebaran yang panjang menjadi kesempatan bagi mereka untuk bisa pulang dalam setahun sekali.
Bahkan menurut cerita teman, jumlah yang terprediksi itu sudah terpilah sebagiannya ada pemudik yang pulang duluan. Jika si kepala keluarga adalah pekerja di sebuah kantor yang hanya bisa mudik di H-1, maka jauh-jauh hari ia sudah "memulangkan" anggota keluarganya agar tidak beradu  waktu dengan jutaan pemudik lain.
Kecuali jika terpaksa hanya keluarga kecil, maka dengan kendaraan satu-satunya yang juga dipakai kerja akan dijadikan moda trasnportasi untuk pulang.Â
Maka di jalur Pantura yang sangat kesohor saat waktu mudik ada jutaan kendaraan roda dua yang dipenuhi para pemudik, apalagi di malam lebaran.
Keriuhan itu ditambah dramatis karena di saat mudik, selalu saja ada proses perbaikan jalan yang dilakukan (bukan dadakan) tapi karena jalur yang harus diperbaiki panjang, maka hingga hari H lebaran masih saja ada proses pengerjaan.
Dan yang lebih fatalnya lagi, kondisi itu selama ini juga turut menyumbang jumlah kecelakaan yang dialami para pemudik. Sungguh potret  realitas yang memprihatinkan. Tapi itulah bagian dari dinamika fenomena mudik tahunan di negara kita.
Catatan kecelakaan selama mudik di tahun 2023 misalnya, meskipun PT Jasa Raharja mencatat angka kasus kecelakaan lalu lintas pada masa mudik Lebaran 2023 menurun jika dibandingkan masa mudik Lebaran tahun lalu.
Namun seperti dilansir media, Direktur Hubungan Kelembagaan PT Jasa Raharja Munadi Herlambang menyampaikan bahwa ada total 7.633 kasus kecelakaan lalu lintas dengan 1.121 korban jiwa pada masa mudik Lebaran 2022. dan pada masa mudik Lebaran 2023, dari 18 sampai 28 April, Jasa Raharja mencatat sebanyak 5.894 kasus kecelakaan lalu lintas dengan 726 korban jiwa.
Dengan berbagai catatan itu kita patut ikut prihatin, meskipun pihak keamanan--kepolisian biasanya telah menyiapkan posko khusus selama lebaran seperti Operasi Ketupat,(untung nggak ada Operasi Lontong, Lodeh dan sebagainya).
Maka jika memutuskan memakai moda transport milik pribadi atau sewaan sekalipun menjaga performa kendaraan laik pakai harus menjadi prioritas, apalagi yang membawa muatan berlebih. Termasuk juga harus ada persiapan logistik selama mudik.
Terutama sepeda motor yang dipaksa tartig (tartig) atau tarpat (tarik empat) karena ada ayah, bunda dan dua putranya.