Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Orang Tua Wajib Lakukan 4 Langkah Antisipasi Ini, Jaga Anak dari Ancaman Bahaya Timbal

12 Januari 2024   12:11 Diperbarui: 17 Januari 2024   16:09 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak bermain dengan mainan yang harus diwaspadai dari bahaya timbal sumber gambar indotren.com

Tingginya risiko anak-anak terpapar timbal ini dilaporkan Nexus3-IPEN, terkait International Lead Poisoning Prevention Week (Pekan Pencegahan Keracunan Timbal Internasional) ke-11 yang diadakan pada 22-28 Oktober 2023.

Laporan tersebut merilis data bahwa 73 persen cat dekoratif yang dijual di Indonesia memiliki kandungan timbal di atas batas aman 90 ppm (bagian per juta). Hanya 27 persen sampel yang memiliki konsentrasi di bawah 90 ppm.

Beberapa cat pada alat bermain mengalami peluruhan, yang berpotensi menjadi debu timbal, dan meningkatkan risiko kesehatan pada anak.

Padahal cat tersebut digunakan terutama pada fasilitas anak-anak, taman bermain, sekolah, mainan, dan lain-lain. Konsentrasi timbal tertinggi ditemukan dalam cat dekoratif 140.000 ppm dan 250.000 ppm dalam cat marka jalan warna kuning.

Solusi yang paling mudah adalah mendorong dan mewajibkan produksi cat bebas timbal adalah cara termudah untuk mencegah keracunan timbal pada anak-anak, terutama penggunaannya di ruang publik yang banyak di gunakan oleh masyarakat terutama anak-anak sebagai  tempat bermain.

Fakta yang sangat mengejutkan adalah bahan kimia beracun dan berbahaya banyak ditemukan di puluhan taman bermain di Jakarta. Terutama pada berbagai alat bermain dengan cat warna-warna cerah seperti merah, kuning, hijau, dan putih. Bahkan temuan konsentrasi timbal yang terdeteksi di taman-taman kota Jakarta berkisar 4.000 ppm sampai 100.000 ppm. 

Beberapa perusahaan produsen cat di Indonesia yang berpartisipasi dalam pilot reformulasi cat yang didukung UNEP (United Nation Environment Programme) tahun 2019-2022 sudah berhasil menguji coba produk tanpa timbal. 

Meskipun begitu, tanpa peraturan pemerintah yang melarang penggunaan timbal dalam produksi cat, pekerja pabrik cat, pasar, dan konsumen Indonesia maka akan tetap berisiko teracuni timbal lewat debu peluruhan cat. Pemerintah harus segera mengeluarkan peraturan pelarangan impor pigmen dan pengering bertimbal, impor cat bertimbal, produksi, distribusi, penjualan dan penggunaan cat dekoratif, cat semprot, dan marka jalan untuk berbagai penggunaan di Indonesia.

4 Langkah Antisipasi Para Orang Tua

Paparan timbal pada masa kanak-kanak dapat memicu dampak buruk yang besar dan permanen terhadap kesehatan, terutama pada perkembangan otak. 


Orang tua harus lebih jeli mengetahui dan memahami apa batas aman konsentrasi cat timbal yang dapat dicapai dan disarankan badan-badan dunia yaitu dalam akdar 90 bagian per juta (ppm, berat kering cat).

langkah antisipasi kita sebagai orang tua serta kebijakan yang terlambat dapat semakin memperburuk dampak timbal, tidak saja pada anak-anak namun juga pada orang dewasa seperti kita.

Anak-anak, terutama anak balita, sangat rentan terhadap efek racun timbal dan dapat menderita dampak buruk permanen kesehatan, terutama pada perkembangan otak dan sistem saraf. 

Timbal juga menyebabkan bahaya jangka panjang pada orang dewasa, termasuk peningkatan risiko tekanan darah tinggi, masalah kardiovaskular, dan kerusakan ginjal. 

Bahkan pada  paparan timbal dalam kadar tinggi pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan keterbelakangan mental pada anak.

Namun tindakan preventif yang paling utama bisa kita lakukan dari kita sendiri adalah;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun