Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

3 Wanita di Dalam Lingkaran Kasus Mendiang Brigadir J

11 Agustus 2022   21:03 Diperbarui: 12 Agustus 2022   12:55 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: MaxPixel

Ibu Putri Candrawati (PC) atau Putri Sambo adalah wanita yang pertama disebutkan pada kasus mendiang Bigadir J.

Awalnya dikatakan mendiang Bigadir J meninggal dunia akibat baku tembak dengan Bharada E yang terjadi di rumah Irjen Pol. Ferdy Sambo, mantan Kadiv propam, di Jakarta. 

Mangapa sampai terjadi baku tembak di dalam rumah? Alasan awal yang disebutkan, karena mendiang Brigadir J melakukan pelecehan terhadap ibu PC. Mendiang Brigadir J adalah salah satu ajudan Irjen Pol Ferdi Sambo, dan menjadi sopir ibu PC

Laporan ibu PC malahan sudah lebih spesifik, mengatakan pelecehan seksual. Sebenarnya pelecehan seksual ini pun masih memiliki makna yang sangat luas.

Pernah terjadi di tempat kos anak kami, walaupun bukan merupakan kejadian pada anak kami. Ini di rumah kos khusus untuk wanita. Penjaganya sebut saja namanya mang Karni (bukan nama sebenarnya) dan istrinya. 

Pada suatu hari Minggu, anak-anak kos libur. Ada seorang anak kos, sebut saja namanya Ida (bukan nama sebenarnya) tidur-tiduran di ruang TV. 

Memang tadinya maksudnya tidur-tiduran, tapi tampaknya menjadi tidur benar-benar nyenyak. Lagi-lagi karena hari Minggu yang santai, anak mang Karni main-main di rumah kos tersebut. Anaknya adalah seorang pria, masih sekitar usia anak SMP. Sebut saja namanya Boy ( bukan nama sebenarnya).

Boy menyolek Ida yang sedang tidur, di bagian kaki. Ida terbangun. Melihat Boy yang baru melakukan colekan. Ida marah besar. Kasus ini dilaporkan kepada ibu kos  sebagai kasus pelecehan. 

Ida meminta agar mang Karni diberhentikan sebagai penjaga kos. Ibu tidak mau, mengingat mencari penjaga kos sangat sulit. Ibu menyalahkan Ida mengapa tidur di tempat umum. 

Dengan adanya kasus pelecehan, Ida mengajak teman-teman kos lain keluar dari tempat kos. Tapi teman-temannya tidak mau, karena rumah kos ini lokasinya sangat strategis dekat kampus. Lagian menurut teman-temannya "hanya menyolek" gitu. Ida terpaksa melenggang keluar dari tempat kos sendiri.

Pelecehan seksual memang berbagai tingkatan. Sekalipun sulit untuk menganggap sebagai "hanya", tetapi apakah sebanding untuk malakukan "pembunuhan". 

Sekarang POLRI sudah menetapkan tersangka kasus pembunuhan terhadap mendiang Brigadir J. Tetapi POLRI melalui tim khusus masih menggali apakah motif pembunuhan Mendiang Brigadir J.

Ibu Rosti yang merupakan ibu kandung mendiang Brigadir J adalah wanita kedua yang sangat penting  disebutkan pada kasus pembunuhan mendiang Brigadir J.

Ibu Rosti merasa menitipkan anaknya, walaupun hanya dalam hati, kepada ibu PC dan suaminya Irjen Pol Ferdy Sambo. 

Mengapa ibu Rosti harus menerima anaknya dalam bentuk jenazah di dalam sebuah peti mati, yang awalnya tidak boleh dibuka di depan pengantar. 

Setelah melalui pembicaraan yang kurang enak, akhirnya pengantar mengizinkan membuka peti. Dengan perhatian secara cermat pada jenazah Brigadir J, keluarga merasa bahwa Brigadir J bukan terlibat baku tembak. 

  • Keluarga melihat tubuh mendiang Brigadir J mengalami penyiksaan sebelum ditembak. 

  • Keluarga yang juga mengalami penolakan atas permintaan pemakaman mendiang Brigadir J dengan upacara kepolisian. 

Akibatnya melalui kuasa hukum keluarga meminta dilakukan otopsi (ulang), dan setelahnya pemakaman dengan upacara kepolisian. Dalam hal ini keluarga mendapatkan apa yang menjadi keinginan. 

Pada saat pemakaman tampak (melalui TV), ibu Rosti menangis di atas kubur yang belum ditutup. Ibu Rosti meneriakkan panggilan terhadap ibu PC. Mengapa anaknya mendiang Brigadir J meninggal dunia dengan cara tertembak di rumahnya.  

Aku yang melihat tangisan seorang ibu, walaupun hanya melalui TV, seakan bertuah. "Aduh," aku mengatakan kepada suami yang duduk di sebelah aku, "Biasanya Allah pasti akan mengabulkan suara tangisan seorang ibu yang seperti ini."

Kepada anak-anak yang cinta terhadap ibunya. Selalu jujur dan baik kepada ibunya. Pastilah Allah akan mengabulkan doa ibunya. Apalagi apabila ibunya meneriakkan doa dan harapan di atas kubur anaknya.

Sekarang sudah hampir nyata. Tim khusus bentukan KAPOLRI sudah menentukan 4 tersangka E, RR, KM dan FS. Hari ini, malahan tersangka FS mengakui bahwa dirinya menjadi marah karena mendiang Bigadir J melakukan tindakan terhadap ibu PC yang melukai harkat dan kehormatan keluarga sejak mereka melakukan perjalanan ke Magelang beberapa hari sebelum pembunuhan. 

Vera Simanjuntak yang merupakan pacar mendiang Brigadir J adalah perempuan ketiga yang disebutkan pada kasus pembunuhan mendiang Brigadir J. 

Dari Vera datang berita, bahwa mendiang Brigadir J telah mengalami ancaman pembunuhan sejak bulan sekitar 2 bulan sebelum terjadinya pembunuhan. Setitik saja bara api, akan menghembuskan asap yang pekat yang mengerikan. Apakah motif pembunuhan Brigadir J? Apa pula motif ancaman pembunuhan terhadap Brigadir J? Mengapa pula Brigadir J mengatakan kepada Vera untuk mencari pria lain?

Hanya kepada ibu PC semua  menunggu, mendiang Birgadir J melakukan what-where-when-why yang melukai harkat dan kehormatan keluarga? Ataukah semuanya, termasuk ibu PC, akan tetap menunggu teriakan bertuah dari ibu mendiang Brigadir J yang akan membuat semuanya menjadi terang benderang? Hingga kini 3 wanita itu masih tenggelam dalam tangis yang pilu.

Bumi Matkita,

Bandung, 11/08/2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun