Keluarga aku sepertinya tidak terlalu mengikuti adat setempat, tetapi selalu mengawali bulan Ramadhan dengan membuat kolak pisang dan apem.
Kedua penganan itu dulu dibuat dengan menggunakan santan dari kelapa. Tetapi sekarang aku telah menggantinya. Apem tanpa santan, jadilah seperti pan cake penganan ala negeri Barat. Kolak juga tanpa santan, cukup dengan kuah gula merah. Diberi daun pandan agar berbau harum.
Agar lebih enak untuk dinikmati, kolak bisa diberi susu UHT. Untuk yang sudah ada umur bisa menggunakan yang low fat. Untuk anak-anak bisa menggunakan yang full cream.
Mengapa aku tidak menggunakan santan lagi?
Aku takut menderita kolesterol tinggi, dan bukankah boleh-boleh saja.
Manis-manis yang selalu dihidangkan pada bulan Ramadhan adalah kurma. Nabi Muhammad SAW selamu membuka waktu buka dengan 3 butir kurma.Â
Tetapi di rumah, kami memberikan ijin kepada semua keluarga untuk menikmati kurma lebih dari 3 butir.
Kurma menambah energi, tetapi karbohidrat rendah. Mengandung kalsium, dan vitamin. Sungguh merupakan hidangan yang tak pernah ketinggalan untuk berbuka puasa.Â
Tetap harus hati-hati bagi yang mengurangi gula, karena kurma yang ada di Indonesia ada yang bertuliskan proses direndam air gula. Penjual sudah jujur tentang proses dan semua kandungan dalam kurma, sayangnya pembeli kurang bijaksana dalam membaca keseluruhan keterangan yang tertulis pada kardus kurma.Â
Lain di Arab lain di Indonesia. Saat pergi haji pada tahun 2005/2006 aku sempat mencicipi kurma yang baru dipetik dari pohon. Rasanya lumayan ada  asam ada manis, tetapi yang mengerikan getahnya sangat banyak. Mencicipi sedikit saja, akan batuk-batuk. Untung aku segera minum air banyak-banyak, batuk tidak menjadi penyakit terus menerus.
Puhon kurma akan mulai berbuah setelah ditanam antara 4 - 7 tahun, dan buahnya bisa dipanen setelah 7 - 10 tahun. Pohon kurma yang telah dewasa akan menghasilkan 80 - 120 kg setiap panen.Â